Equipment APP.
Aftermarket Business Top News

Alat Berat Cina Menjawab Tudingan

Di tengah eforia pasar alat berat China di sektor pertambangan, mulai terdengar suara-suara sumbang yang mencela kualitas produk dan layanan purna jual. Mesin-mesin China dinilai lebih cocok sebagai alat alternatif dan belum siap menjadi mesin produksi. Bagaimana respon dealer-dealer produk-produk China terhadap tudingan itu?

Pusat Servis PT Zoomlion Indonesia Heavy Industry di daerah Tanjung Priok, Jakarta. Foto: EI

Pandemi Covid-19 tampaknya menjadi peluang untuk membalikkan citra brand alat berat China di Indonesia. Menariknya, perubahan itu terjadi secara alamiah, dan bukan karena direkayasa. Alat-alat berat China yang sebelumnya dipandang dengan sebelah mata, selama sekitar dua tahun terakhir  justru diburu.

Kontraktor-kontraktor tambang maupun perusahaan-perusahaan rental semuanya mencari mesin-mesin China. Peran mesin-mesin China di job site tambang pun secara perlahan bergeser tidak hanya sebagai alat pendukung atau alternatif, melainkan sudah menjadi mesin produksi.

Kehadiran alat-alat berat China menjadi berkat tersembunyi bagi para dealer. Saat pandemi Covid-19 meledak, bisnis alat berat lumpuh karena proyek-proyek berhenti. Sebagian besar pabrikan terkemuka dunia asal Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang mengurangi kapasitas produksi mereka secara signifikan atau bahkan menghentikan sama sekali operasi mereka. Tidak sedikit produsen alat berat dan bisnis-bisnis pendukungnya bubar karena tidak tahan menanggung beratnya beban akibat krisis kesehatan global itu.

Namun, kondisi sebaliknya terjadi di kalangan pabrikan-pabrikan China pada saat puncak pandemi. Proses produksi mereka tetap berjalan meski dengan kapasitas yang tidak sama seperti dalam kondisi normal. Alhasil, ketika pandemi mulai mereda, dan kebutuhan mulai tumbuh dan terus bertambah seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian global, mereka sudah siap untuk mengirimkan mesin-mesin yang dibutuhkan para pelanggan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Pada saat yang sama, kolega-kolega mereka di Eropa, Amerika, Jepang hingga Korea belum siap memenuhi kebutuhan para pelanggan dengan segera karena problem rantai pasok.

Baca Juga :  Apakah Bisnis Alat Berat Terangkat di Tahun Macan 2022?

Kondisi tersebut membuat alat-alat berat China laris manis selama masa paska krisis hingga saat ini di sektor tambang. Produk-produk China menjadi andalan baru di sektor pertambangan. Kontraktor-kontraktor tambang yang tadinya meragukan kualitas mesin-mesin China, misalnya, kini menggunakannya tanpa banyak pertanyaan. Mereka memang sangat membutuhkan banyak alat berat untuk menopang produktivitas mereka saat harga komoditas tinggi. Populasi produk-produk China di sektor pertambangan meningkat drastis saat ini. Tingkat penjualannya sangat tinggi.

Namun, di tengah eforia pasar alat berat China itu, mulai terdengar suara-suara sumbang mengenai kualitas produk dan layanan purna jual. Majalah Equipment Indonesia, misalnya, menerima sejumlah pesan via WA dari beberapa pembaca yang menulis: “Banyak masyarakat ketipu beli murah, alat ready tapi cepat rusak dan tidak ada support-nya.” Bahkan ada yang menyebut dealer-dealer alat berat China berperilaku seperti penjualan motor saja: “Mereka semangat menjual tetapi lari dari ASS.” Yang lain menulis, “Alat-alat berat China hanya menjadi solusi alternatif ketika produk-produk branded belum bisa supply.” “Gunakan alat-alat berat China saat jeda produksi saja, selama produk-produk yang branded tidak bisa supply, karena alat-alat China cocok untuk back up produksi saja.”

Untuk mengetahui tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh kalangan pabrikan maupun dealer untuk meningkatkan mutu produk dan layanan purna jual mesin-mesin China di Indonesia, majalah Equipment Indonesia mewawancarai PT Zoomlion Indonesia Heavy Industry, PT Gaya Makmur Tractors dan PT Panca Traktor Indonesia. EI

Berita Terkait