Kotrack Machinery Indonesia (KMI) memperkenal Midi Excavator merek Kotrack yang menyasar aplikasi di sektor infrastruktur dan agri.


Kotrack, salah satu brand alat berat yang dibesut di Korea Selatan, memang baru hadir di Indonesia pada 2020. Usianya baru genap dua tahun di Tanah Air. Namun, pertumbuhan dan perkembangannya cukup signifikan dalam kurun waktu tersebut. Alat-alatnya diterima pasar Indonesia dengan sangat baik.
Apa rahasianya? Ternyata sederhana. Kecerdikan dalam memilih peluang pasar. Kotrack masuk ke sektor yang tidak banyak dilirik banyak pemain alat berat. Kotrack menyasar pasar ceruk yang belum banyak pemainnya, yaitu Midi Excavator.
“Awalnya kita mau mencari pasar yang belum terlalu penuh. Kalau excavator kelas 20 ton ke atas, itu sudah ramai. Maka kita fokus menggarap yang midi excavator, yang enam ton. Awalnya lima ton, tetapi kemudian kita bergerak ke 6 ton, karena sekarang orang lebih cenderung ke enam ton dibanding lima ton. Juga ada yang 7,5 ton,” kata COO PT. Kotrack Machinery Indonesia, Bar Sabar Nugroho kepada Majalah Equipment Indonesia baru-baru ini.
Menurut pria yang akrab disapa Sabar ini, meski usaha utama Kotrack adalah alat berat baik machinery, attachment, maupun spare parts, tetapi untuk pasar excavator Indonesia, mereka lebih memilih bermain di kelas 6 ton (KE60) dan 7,5 ton KE75). Namun ada rencana untuk juga ikut bermain di kelas 22 ton.
Khusus untuk kelas 22 ton, Sabar menjelaskan, excavator ini bisa dioperasikan di pertambangan baik mineral maupun batu bara. Pasalnya, alat ini memiliki banyak keunggulan baik dari segi ukuran bucket maupun strukturnya yang sudah masuk kategori heavy duty. Excavator 20 ton ini juga memiliki positive system yang memungkinkannya sangat responsif dan gerakannya smooth.
Sementara terkait engine, Sabar mengatakan rata-rata excavator-excavator Kotrack ini menggunakan Yanmar. Excavator kelas enam ton, misalnya, menggunakan Yanmar yang masih mekanikal. Sementara untuk excavator kelas 20 ton terdiri dari dua tipe, yaitu mekanikal dan common rail. “Untuk pasar Indonesia yang dijual adalah excavator KE 220 common rail,” ujarnya.
“Karena kita melihat, bahan bakar di Indonesia sudah lumayan bagus dari segi kualitas. Terus, pangsa pasar untuk yang 22 ton itu lebih mengandalkan efisiensi. Bahan bakarnya juga lebih irit. Makanya kita masukkan yang common rail,” Sabar memberi alasan.
Untuk mempermudah penjualan produk-produk Kotract tersebut di Indonesia, Kotrack percayakan kepada beberapa dealer. Meski baru hadir dua tahun, perusahaan ini sudah punya enam dealer yang tersebar di berbagai daerah, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya serta pusat-pusat pertambangan. Bahkan dalam waktu yang tidak terlalu lama, mereka akan menambah dua dealer lagi.
“Kita punya dealer di Jakarta, namanya Kotrack Metro Utama. Di Makassar ada Kotrack Inti Mandiri, di Palembang ada Kotrack Mitra Abadi, dan di Surabaya ada Kotrack Mitra Utama. Kotrack Inti Raya menjadi dealer di daerah Balikpapan, Kalimantan Timur. Jadi, terdapat enam dealer sekarang. Kita mau buka di Pontianak dan Medan dalam waktu dekat,” Sabar menjelaskan.
Tentang dealer-dealer itu, Sabar menjelaskan bahwa mereka bisa menjual secara bersamaan baik alat konstruksi (excavator) maupun traktor. Sebagai informasi, selain excavator, Kotrack juga memasarkan traktor pertanian merek Lovol. Mereka bisa pegang keduanya.
Kotrack menyediakan dukungan layanan purna jual yang prima melalui dealer-dealernya itu. Setiap dealer memiliki tim penjualan dan servis, termasuk mekanik, sesuai dengan standar Kotrack. @