Setelah berhasil memasarkan beragam model truk tambang untuk overburden maupun pengangkutan batu bara, kini LGMG memperkenalkan dua model mining excavator kelas 100 ton ke atas.
Bisnis batu bara di Indonesia masih tetap menggiurkan meski tekanan untuk memanfaatkan sumber energi yang ramah lingkungan semakin kuat demi terwujudnya ambisi nol emisi karbon (net zero emission) pada tahun 2050 berdasarkan arahan konferensi Paris pada 2015.
Penggunaan batu bara sebagai salah satu sumber utama energi sudah lama menjadi sorotan masyarakat dunia karena dampak destruktif yang ditimbulkannya terhadap lingkungan. Namun, hingga saat ini belum ditemukan sumber bahan bakar alternatif yang lebih murah untuk menggantikan batu bara. Itu sebabnya kebutuhan batu bara masih tinggi, termasuk di Indonesia. Batu bara tetap menjadi komoditas andalan baik untuk konsumsi dalam negeri maupun untuk ekspor. Kondisi inilah yang membuat produksi emas hitam itu tetap tinggi hingga saat ini.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa tren produksi batu bara dalam negeri akan terus meningkat. Sebagai gambaran, pada tahun 2024 ini, target produksi batu bara Indonesia sekitar 710 juta ton, dengan alokasi wajib pasok domestik atau domestic market obligation (DMO) sebanyak 181,28 juta ton. Target itu lebih rendah dari realisasi produksi batu bara sebanyak 775,2 juta ton pada 2023. Sementara produksi batu bara pada tahun 2022 hanya mencapai 687 ton, naik dari 614 juta ton pada tahun 2021. Peningkatan produksi itu karena naiknya permintaan batu bara di dalam negeri dan luar negeri yang berpengaruh pada melonjaknya realisasi produksi dan penjualan oleh badan usaha.
Produksi batu bara yang cenderung meningkat semakin menggairahkan pertumbuhan pasar peralatan tambang pada tahun ini. Alat-alat tambang diperkirakan akan tetap menjadi penggerak utama pasar barang-barang modal tersebut pada tahun ini. Salah satu pemain alat berat yang sudah berkontribusi dalam meningkatkan produksi batu bara di Indonesia adalah PT LGMG Machinery Indonesia. Perusahaan yang mengusung brand alat berat LGMG dari Tiongkok ini sudah menyuplai beragam tipe dan model truk tambang, baik untuk pekerjaan overburden maupun pengangkutan batu bara.
Setelah berhasil memasarkan truk-truk tambang dengan dukungan dealer-dealernya, saat ini LGMG Indonesia memperkenalkan lini produk baru, yaitu excavator tambang. Sales Manager PT LGMG Machinery Indonesia, Doddy Sitompul, mengatakan kepada Equipment Indonesia bahwa ada dua model excavator tambang LGMG yang tersedia di pasar saat ini, yakni ME105 (105 ton) dan ME130 (125 ton). Model ME105 ditenagai oleh mesin Perkins (model 2806C), sedangkan ME130 menggunakan mesin Cummins (model QSK23-C).
Menurut Doddy, sebetulnya tersedia dua pilihan bucket untuk excavator ME105, yakni 6,5 kubik dan 7 kubik. Tetapi untuk pasar Indonesia, LGMG memilih bucket 7 kubik. Sementara ME130 menggunakan bucket 8 kubik. Kapasitas bucket masing-masing 6/7 m3 untuk ME105 dan 7,5/8 m3 untuk ME130. Sementara tenaga penggalian maksimal 470 kN untuk ME 105 dan 610 kN untuk ME130. Kecepatan jalan 2,1/3,5 km/jam untuk ME105 dan 2,2/3,3 km/jam untuk ME130.
Kehadiran mesin-mesin excavator besar tersebut sudah diperkenalkan sec ara resmi pada acara Mining Expo 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran, 13-16 September 2023. Namun, saat itu, hanya excavator ME 105 yang ditampilkan. Dari semenjak diperkenalkannya, ME105 sudah beroperasi di Indonesia di Sumatera dan Kalimantan.
Saat ini mesin-mesin tambang LGMG, termasuk kedua mining excavator tersebut, dipasarkan oleh empat dealer, yaitu PT Berkarya Sinergi Mandiri (BSM), PT Lintas Garda Mitra Gemilang (LGMitra) dan PT Grand Motor Indonesia (GMI). Selain menjual, dealer-dealer tersebut bertanggung jawab untuk menyediakan layanan purna jual baik penyediaan suku cadang maupun servis, tentu saja dengan dukungan dari PT LGMG Machinery Indonesia selaku prinsipal. @