PT United Tractors Tbk membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 99,6 triliun pada triwulan ketiga (Q3) 2024 atau hampir Rp 100 triliun.
Angka ini naik dua persen dari periode yang sama pada 2023 yang tercatat sebesar Rp 97,6 triliun.
Seiring dengan itu, laba bersih perseroan juga mengalami kenaikan dua persen menjadi Rp 15,6 triliun dari Rp 15,3 triliun pada periode yang sama 2023.
Hal itu terungkap dalam laporan keuangan konsolidasi hingga triwulan ketiga 2024 PT United Tractors Tbk yang diumumkan di Jakarta, Rabu 30 Oktober 2024 lalu.
Dalam pernyataan tertulis perseroan disebutkan, kenaikan laba bersih itu disebabkan oleh peningkatan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan dan Pertambangan Emas & Mineral lainnya.
Sementara kinerja segmen Mesin Konstruksi dan Pertambangan Batu Bara mengalami penurunan.
Lebih lanjut dijelaskan, segmen usaha pertambangan emas dan mineral lainnya mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 57% menjadi Rp 6,7 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 21% (dari US$1.933 per ons menjadi US$2.330 per ons).
Segmen usaha pertambangan emas dioperasikan oleh PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR).
PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Sumatera Utara. Hingga September 2024, total penjualan setara emas 165 ribu ons, meningkat 12% dibanding tahun lalu.
SJR mengoperasikan konsesi tambang emas di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat yang telah mulai berproduksi pada triwulan kedua 2024 dan diharapkan dapat mulai mencatatkan penjualan emas di triwulan keempat tahun 2024.
Sementara segmen usaha pertambangan nikel Perseroan terdiri dari PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang baru saja diakuisisi dengan kepemilikan mayoritas pada Desember 2023 dan Nickel Industries Limited (NIC) yang diakuisisi pada September 2023 dengan kepemilikan sebesar 19,99%.
SPR yang mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1.369.000 wet metric ton (wmt) sampai triwulan ketiga tahun 2024, yang terdiri dari 599.000 wmt saprolit dan 770.000 wmt limonit.
NIC merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia.
Operasional RKEF NIC melaporkan penjualan 34.427 ton logam nikel pada kuartal keempat 2023 dan 65.032 ton logam nikel pada semester pertama tahun 2024.
Segmen lain yang menopang peningkatan laba bersih PT United Tractors Tbk adalah usaha Kontraktor Penambangan yang mengalami lonjakan pendapatan bersih hingga 11 persen.
Segmen ini dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya PT Kalimantan Prima Persada (KPP) yang menyediakan jasa pertambangan untuk pemilik konsesi tambang, dengan membantu mereka dalam produksi batu bara dan mineral lainnya, dan pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal).
Hingga September 2024, PAMA Grup membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 43,6 triliun, naik 11% dari Rp 39,1 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya.
PAMA Grup mencatat peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah sebesar 9% menjadi 921 juta bcm dan peningkatan volume produksi batu bara untuk para kliennya sebesar 17% menjadi 111 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,3x.
Adapun segmen usaha industri konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACSET), sampai dengan September 2024, mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,1 triliun atau naik dari Rp 1,5 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
ACSET membukukan rugi bersih sebesar Rp 286 miliar, lebih tinggi dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 151 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Segmen yang Turun
Sementara itu segmen usaha Mesin Konstruksi mengalami penurunan penjualan alat berat Komatsu sebesar 24% menjadi 3.321 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 4.365 unit.
Penurunan ini disebabkan oleh turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan.
Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu memimpin pangsa pasar alat berat sebesar 27%.
Namun pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 8,4 triliun.
Sementara penjualan Scania, terutama dari truk turun dari dari 605 unit menjadi 298 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 249 unit menjadi 156 unit. Ini disebabkan oleh penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.
Sehingga secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi turun sebesar 8% menjadi Rp 26,5 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Di segmen usaha Pertambangan Batubara PT United Tractors Tbk yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA), pendapatan bersihnya juga anjlok tajam hingga 14 persen dari Rp 24,0 triliun menjadi hanya Rp 20,6 triliun hingga triwulan ketiga 2024 ini.
Padahal sampai September 2024, volume penjualan batubara mengalami peningkatan. Namun pendapatannya anjlok karena turunnya rata-rata harga batubara.
Tambang batubara TTA mencatatkan volume penjualan batubara sebesar 8,1 juta ton, termasuk 2,4 juta ton batubara metalurgi.
Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 10,2 juta ton, 19% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batubara turun sebesar 14% menjadi Rp 20,6 triliun dari Rp 24,0 triliun di periode yang sama pada tahun 2024 dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batubara,” bunyi pernyataan pers PT United Tractors Tbk.
Adapun bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Sampai dengan bulan September 2024, EPN telah memasang Rooftop Solar PV sebesar 2,4 megawatt peak (MWp) sehingga secara kumulatif Rooftop Solar PV yang terpasang sejak tahun 2018 mencapai 17,5 MWp.
EPN saat ini mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga air (PLTA) aliran sungai langsung yaitu PLTM Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah dan PLTM Besai Kemu berkapasitas 7 MW di Lampung, Sumatra yang mulai beroperasi secara komersial pada Januari 2024.
PT Arkora Hydro Tbk (Arkora) yang sahamnya dimiliki sebesar 31,49% mengoperasikan dua PLTA aliran sungai langsung dengan kapasitas total 17,4 MW dan dua PLTA aliran sungai langsung yang sedang dalam tahap konstruksi dengan kapasitas total 15,4 MW, yang dijadwalkan akan beroperasi secara komersial pada tahun 2024 dan 2025.
PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) yang sahamnya dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 32,7% memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang sebesar 91,2 MW. ***
Sumber: PT United Tractors Tbk