XCMG, brand alat berat terkemuka asal Tiongkok, menggebrak pasar Indonesia dengan lini produk baru, forklift listrik.
Jakarta, Equipment Indonesia – XCMG memperkenalkan lini produk baru di pasar Indonesia, yakni forklift bertenaga listrik. Mesin-mesin penanganan material yang ramah lingkungan ini diperkenalkan secara resmi pada pameran Forklift Indonesia 2025 di Jakarta International (JI) Expo Kemayoran, Jakarta Pusat pada Mei silam. Selama pameran itu, XCMG memboyong tiga model forklift elektrik, yaitu kelas 2 ton, 2,5 ton, dan 3 ton.
Sales Manager Concrete Equipment PT XCMG Group Indonesia – Nugroho Setyo, menilai kehadiran unit-unit forklift yang ramah lingkungan itu sesuai dengan tren pasar saat ini. “Semakin banyak industri di Indonesia yang memerlukan peralatan material handling yang ramah lingkungan,” ujarnya kepada Majalah Equipment Indonesia di sela-sela pameran.
Nugroho mengklaim unit-unit forklift elektrik bertenaga baterai buatan XCMG mengusung banyak keunggulan dibanding merek-merek lain. “Kebanyakan brand lain hanya menggunakan baterai lithium, dan bukan lead acid. Kapasitas voltase baterai lithium yang ditanam pada unit-unit forklift XCMG lebih besar dibandingkan dengan brand-brand lain. Begitu juga kapasitas ampere-nya,” terangnya.
“Untuk yang (kelas) tiga ton, tersedia 80 volt dengan 350 ampere. Ini yang tertinggi di kelasnya karena rata-rata kompetitor masih di sekitar 270 ampere. Untuk charger, antara 80 volt hingga 200 ampere. Jadi, lebih cepat satu setengah jam kurang lebih,” kata Nugroho.
Ia melanjutkan, waktu yang dibutuhkan untuk pengisian daya tidak terlampau lama. Untuk unit dengan baterai kapasitas 200 ampere, hanya butuh waktu 4-5 jam. Padahal, kompetitor yang menggendong baterai 65 ampere, butuh waktu normal delapan jam. “Artinya, kalau satu shift dalam pabrik itu delapan jam, kemudian jika umumnya pabrik operasional dua jam, dua shift sampai tiga shift tidak memakan waktu lama untuk istirahat forklift-nya. Jadi, bisa langsung produksi lagi,” imbuhnya.
Saat ditanya tentang pengisian daya cepat (fast charging), Nugroho menjelaskan bahwa baterai lithium pada forklift XCMG sudah menempel pada unitnya dan tidak bisa dilepas seperti aki. “Kalau baterai lithium itu tidak kayak aki yang baterainya harus dilepas dulu lalu di-charge. Jadi, baterainya langsung di dalam, langsung diisi selama 4-5 jam saja. Langsung dengan charger, masuk ke baterai. Jadi, sama seperti mengisi solar forklift diesel. Beda baterai lithium dengan yang lead acid atau aki yang kita kenal, kebanyakan baterainya diangkat, dipindah, lalu diganti baterai lagi. Kalau kita, nggak,” jelasnya.
Dengan kapasitas voltase dan ampere yang sebesar itu, plus waktu pengisian daya yang relatif lebih cepat dibanding kompetitor, maka forklift-forklift besutan XCMG ini mampu bekerja tanpa henti selama lima sampai enam jam. Untuk satu shift kerja berdurasi 10-12 jam, cukup sekali dilakukan pengisian daya. Dengan durasi kerja seperti itu, maka forklift XCMG otomatis menghadirkan efisiensi untuk para pemiliknya. Selain itu, dengan menggunakan unit-unit ini, pemilik bisnis pergudangan juga akan berjalan lebih efektif.
Keunggulan lain, unit-unit forklift elektrik XCMG sudah dilengkapi dengan teknologi canggih yang sangat meringankan kerja operator. Nugroho Setyo menjelaskan, garpu pada forklift ini bisa bergerak ke kanan dan ke kiri secara otomatis. Sehingga, operator tidak perlu turun dari kabin untuk menggeser garpu itu.
“Produk-produk kompetitor belum dilengkapi dengan teknologi seperti ini. Jadi, ketika garpunya masuk ke palet atau ke posisi loading material, biasanya operator harus menyesuaikan dengan posisi lubang dari material. Tetapi pada forklift XCMG ini, operator dapat mengendalikannya dari ruang kemudi,” jelas Nugroho.
Sebagai alat angkat bertenaga listrik, forklift XCMG ini tidak menghasilkan emisi. Artinya, mengoperasikan unit-unit ini sudah pasti menjamin kebersihan lingkungan hidup dan mendukung keberlanjutan serta bebas dari kebisingan karena tidak menghasilkan suara seperti pada unit-unit diesel.
Keuntungan lain yang dinikmati customer adalah dukungan purna jual yang bagus dari XCMG. Perusahaan ini memberikan garansi selama 2.000 jam atau selama satu tahun, tergantung mana yang dicapai terlebih dahulu. Selain itu, selama masa garansi, XCMG juga siap membantu para pelanggan ketika mengalami masalah dengan unit-unitnya. Selain mengirim teknisi ke lapangan, XCMG juga membuka konsultasi lewat panggilan video sebelum mengirim atau tim tiba di lapangan.
Namun, Nugroho mengingatkan, karena bertenaga listrik, perawatan unit-unit forklift XCMG ini jauh lebih mudah. Bahkan para pelanggan bisa melakukannya sendiri. Selain mudah, juga murah karena pemilik alat tidak perlu lagi mengeluarkan anggaran untuk bahan bakar atau anggaran untuk ganti oli atau saringan atau servis lainnya. Juga tidak diperlukan pengecekan rutin seperti pada unit-unit diesel.
Cocok untuk beroperasi di pergudangan
Dirancang khusus menjadi peralatan penanganan material yang ramah lingkungan, aplikasi unit-unit forklift ini menyasar pekerjaan-pekerjaan di dalam ruangan (indoor). Sejauh ini, alat-alat tersebut bekerja di sektor pergudangan untukspare parts, industri makanan, kimia, dan cold storage. Intinya, unit-unit ini bekerja di sektor yang mensyaratkan nol emisi. Dan, kata Nugroho, dari 50-60 unit yang berada di pasar Indonesia saat ini, mayoritas berada di pergudangan milik perusahaan-perusahaan asal Cina.
Namun demikian, XCMG tentu saja terbuka bagi perusahaan-perusahaan lain yang juga bergerak di industri yang sama. Apalagi kebutuhan Indonesia saat ini akan forklift elektrik semakin meningkat seiring dengan bergairahnya bisnis pergudangan dan logistik. Selain itu, mesin-mesin bertenaga elektrik ini lebih efisien dan produktif. Meskipun harga beli di awal lebih mahal, tetapi total cost akhirnya lebih murah.
“Memang nilai investasi awal sedikit lebih mahal, tetapi biaya-biaya operasi dan perawatan secara keseluruhan justru jauh lebih efisien dengan menggunakan unit-unit bertenaga listrik. Kalau dihitung, cost-nya lebih murah 30% pakai EV daripada pakai solar,” ujarnya.
Kehadiran XCMG pada pameran Forklift Indonesia 2025 ini tidak hanya sebagai debut-nya di pasar Indonesia, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mendapatkan mitra-mitra terbaik, terutama dealer. Menurut Nugroho, XCMG mendorong dealer-dealer yang akan melakukan penjualan dan bukan XCMG sebagai prinsipal. Sebab itu, jika ada calon pembeli yang tertarik, dia mempersilakan untuk membeli melalui agen.
“Jadi, kami mengutamakan penjualan lewat agen agar payment term-nya bisa disesuaikan dengan end user. Kalau membeli langsung ke prinsipal, nanti terkendala pada payment term. Prinsipal selalu minta cash before delivery. Sementara kebanyakan customer membeli melalui bank atau memakai jasa leasing,” tutupnya. Jadi, perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk menjadi dealer forklift listrik XCMG, silakan menghubungi XCMG Group Indonesia. @