JAKARTA, Equipment Indonesia – Batu bara tetap akan menjadi salah satu sumber energi utama dalam beberapa waktu ke depan di Indonesia dan China. Dan, industri batu bara di Indonesia masih memiliki masa depan yang cukup cerah lebih-lebih karena permintaan China untuk emas hitam ini masih sangat besar.
Demikian benang merah diskusi dan sambutan-sambutan pembukaan Indonesia Coal and Energy Expo 2025 di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis 15 Mei 2025.
Former President of China Coal and Utilisation Association, Zhang Shaoqiang dalam pemaparannya setelah acara pembukaan pameran tersebut mengungkapkan, batu bara masih menjadi sumber energi utama China karena keterbatasan sumber daya alam negara tersebut.
Hingga saat ini, masih lebih dari 92 persen sumber energi di China berasal dari batu bara.
Namun begitu, China berhasil mengatasi dampak terhadap lingkungan hidup dari energi batu bara ini, sehingga lingkungan hidup mereka tetap bersih dan bebas dari polusi.
Masih tingginya kebutuhan China itu menjadi angin segar bagi industri pertambangan batu bara Indonesia yang menjadi salah satu produsen batu bara terbesar di dunia.
Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Siti Sumilah Rita Susilawati mengungkapkan, potensi batu bara Indonesia masih sangat besar.
Indonesia, kata dia, memiliki cadangan batu bara 31,7 miliar ton, sedangkan produksinya baru mencapai 836 juta ton pada 2024.
Dari total produksi tersebut, sebanyak 555 juta ton diekspor, sisanya untuk digunakan untuk kebutuhan dalam negeri.
Sementara hingga Maret 2025, total produksi batu bara Indonesia sudah mencapai 171 juta ton dan 123 juta ton di antaranya diekspor.
Sementara itu Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia Priyadi dalam sambutannya juga mengakui bahwa batu baru masih menjadi sumber energi utama di Indonesia.
Dia berharap, industri batu bara ini tetap bertumbuh meski tantangan yang dihadapi saat ini tidak mudah.
Sehubungan dengan itu, untuk meningkatkan produksi maka sangat dibutuhkan inovasi. Inovasi ini, kata dia, selain akan menciptakan produktivitas, juga menciptakan efisiensi yang tinggi.
“Dua kata kunci yang kami harapkan dari pameran ini yakni inovasi dan efisiensi,” ujarnya.
Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah inovasi mampu menciptakan lingkungan yang bersih di industri batu bara yang distigmakan sebagai komoditas yang tidak ramah lingkungan.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspiondo) Ari Sutrisno mengungkapkan, pada pameran ini banyak perusahaan teknologi yang menjadi eksibitor.

Dia berharap, inovasi dan teknologi yang ada mampu meningkatkan produktivitas, menciptakan efisiensi dan lingkungan yang bersih di industri pertambangan batu bara.
Anggota Aspindo, kata dia, memiliki komitmen yang kuat dalam ketiga hal itu yakni meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan lingkungan hidup dalam industri pertambangan batu bara.
Namun peran pihak-pihak lain, seperti para akademisi dalam menghasilkan inovasi dan teknologi yang mendukung produktivitas, efisiensi, dan lingkungan yang bersih itu sangat penting.
Juga para pemangku kepentingan lainnya, termasuk dukungan lewat aturan-aturan yang mendukung pertambangan batu bara dan para pelakunya dari pemerintah.
Pembukaan ICEE 2025 itu remi dibuka secara bersama oleh Siti Sumilah Rita Susilawati, Priyadi, Ari Sutrisno, dan beberapa pejabat Kadin China, dan pemimpin sejumlah perusahaan asal China. Mereka memencet tombol dengan menyentuh layar di panggung secara bersama-sama. ***