Hyundai Construction Equipment menjalin kerja sama eksklusif dengan Sunindo Kookmin Best Finance (SKBF) untuk pembiayaan alat-alat berat merek Hyundai di Indonesia.
PT Hyundai Construction Equipment Asia menandatangani perjanjian kerja sama dengan Sunindo Kookmin Best Finance (SKBF) untuk pembiayaan alat berat merek Hyundai di Indonesia pada Senin (30/1/2023) di Jakarta. Berdasarkan kesepakatan itu, SKBF akan membiayai pembelian alat-alat berat merek Hyundai oleh para pelanggan di Indonesia.
SKBF merupakan perusahaan leasing yang khusus menyediakan pembiayaan untuk produk-produk Hyundai Construction Equipment. SKBF adalah lembaga keuangan asal Korea Selatan, anak usaha dari Kookmin Bank. Advisor SKBF, Munhong Kim, yang ditemui di sela-sela acara peresmian Parts Distribution Center Hyundai Construction Equipment di kawasan Marunda International Warehouse & Industrial Estate, Jakarta Utara, pada Senin (30/01/2023), mengungkapkan hubungan yang erat antara SKBF dengan Hyundai Construction Equipment di Korea Selatan. Dalam dua tahun terakhir perusahaan leasing ini fokus membiayai alat-alat berat Hyundai. Sekedar informasi, saat ini induk SKBF, yaitu Kookmin Bank, menguasai saham Bank Bukopin.
“Kami sama-sama dari Korea Selatan. Hubungan antara pusat SKBF dan pusat HCE Asia di Korea Selatan sangat bagus. Perusahaan kami merupakan lembaga keuangan yang cukup bagus di Korea Selatan. Di sini, kami diberikan kepercayaan oleh Hyundai Construction Equipment Asia untuk melakukan pembiayaan kepada end user atau pembeli langsung dari PT United Equipment Indonesia (Uniquip) dan PT Satrindo Mitra Utama. Jadi, kami melakukan pembiayaan atas konsumen-konsumen terakhir yang akan memakai alat-alat berat Hyundai,” paparnya.
Sampai saat ini, SKBF hanya fokus membiayai pembelian alat-alat berat Hyundai Genuine, yang terdiri dari Hyundai Construction Equipment dan Doosan (baru-baru ini nama brand Doosan sudah diubah menjadi “Develon”). “SKBF belum berencana untuk membiayai pembelian alat-alat berat merek lain di luar Hyundai Genuine. Mengapa kami hanya fokus membiayai produk-produk Hyundai Genuine karena SKBF sudah yakin dengan kualitas alat-alat Hyundai Construction,” ungkapnya.
Munhong Kim mengakui belum banyak mesin-mesin Hyundai yang dibiayai oleh SKBF. Dalam kurun waktu hampir dua tahun terakhir, perusahaan ini baru membiayai pembelian 50 unit ala beratt. Sebagian besar terdiri dari unit-unit excavator kelas 50 ton ke atas yang beroperasi di pertambangan batu bara. Hanya sedikit yang di nikel. Sementara di sektor sawit, SKBF baru membiayai beberapa unit alat.
Mencermati tren pasar alat berat di Tanah Air, Kim optimistis makin banyak mesin-mesin Hyundai yang akan dibiayai SKBF ke depan. Apalagi, dia mengklaim, SKBF menawarkan program-program yang lebih menarik dibanding perusahaan-perusahaan leasing lain. Dia mencontohkan proses administrasi yang cepat dan tidak berbelit-belit. Proses persetujuan sejak pengajuan bisa rampung dalam tempo satu hari – tentu sangat tergantung pada kelengkapan dokumen. Selain itu, SKBF menawarkan tingkat suku bunga yang lebih rendah.
“Kita ini, keputusannya sangat cepat dibanding perusahaan-perusahaan sejenis, leasing-leasing yang sudah besar. Karena, leasing yang sudah besar banyak direksi. Kebetulan Sunindo baru mulai dua tahun ini. Jadi, proses pengambilan keputusannya langsung dilakukan oleh direksi. Jadi, mungkin proses yang cepat itu menjadi salah satu kekuatan SKBF,” ujarnya sembari berpromosi.
Kim menambahkan alasan lain mengapa SKBF lebih cepat dalam mengurus proses pengajuan leasing. “SKBF melakukan survei setelah keputusan diambil. Jadi, tidak dibalik. Namun, hal itu tergantung juga pada kelengkapan dokumen dari konsumen. Kalau konsumen mengajukan berbagai dokumen sesuai standar, kami bisa langsung melakukan analisa pada hari yang sama. Terus kita melakukan survei,” terangnya.
Dia meneruskan, “Survei itu bukan untuk melakukan analisis tetapi hanya verifikasi. Jadi, sebelum kami pergi ke tambang atau sawit atau lokasi kerja alat, kami mengambil keputusan dulu. Kalau kami sudah mengambil keputusan, pergi survei apakah bisnisnya jalan atau tidak, kami verifikasi saja.”
Pada bagian lain Kim menjelaskan bahwa dalam memberikan pembiayaan, yang paling diperhatikan SKBF adalah reputasi perusahaan yang mengajukan pembiayaan. Ini yang akan benar-benar dicek oleh SKBF. Setelah itu baru dokumen-dokumen kelengkapan lain. “Reputasi nomor satu. Setelah itu kita minta beberapa dokumen seperti laporan keuangan, kontrak atau unit-unit akan dipakai di mana. Tapi nomor satu adalah reputasi,” jelas Kim lagi.
Ia menyadari bahwa risiko pembiayaan alat berat di sektor tambang sangat tinggi, terutama batubara. Walaupun untuk saat ini harga komoditas batubara masih tinggi. Terlepas dari itu, sebagai antisipasi untuk meminimalkan risiko, SKBF sedang memperluas portofolionya di sektor sawit antara lain lewat kerja sama dengan PT Satrindo Mitra Utama, salah satu dealar Hyundai Construction Equipment.
Kim berharap, mudah-mudah dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, SKBF bisa membantu para pelanggan Hyundai Construction Equipment untuk mendapatkan alat-alat yang mereka butuhkan sekaligus membantu meningkatkan profit dan menjaga keberlanjutan bisnis para pelanggan baik di sektor pertambangan maupun sawit. Jadi, bagi para pengguna alat berat, silahkan memanfaatkan penawaran menarik dari SKBF untuk bisa memiliki alat-alat berat merek Hyundai sekarang.#