Equipment APP.
back to top
Saturday, June 21, 2025
spot_img
More
    HomeBusinessHexindo Tawarkan Solusi Peralatan Tambang Yang Reliable

    Hexindo Tawarkan Solusi Peralatan Tambang Yang Reliable

    PT Hexindo Adiperkasa Tbk menyoroti pemanfaatan teknologi digitalisasi dan pengembangan peralatan berat bertenaga elektrik di industri pertambangan Indonesia.

    Shovel Excavator Hitachi EX2000-7 untuk operasi pertambangan. Foto: Hexindo

    Distributor-distributor peralatan berat sedang ditantang untuk menawarkan mesin-mesin yang memanfaatkan teknologi yang upto­date dan efisien tetapi ramah lingkungan.

    Salah satu perusahaan yang terus bergulat dengan persoalan-persoalan itu adalah PT Hexindo Adiperkasa Tbk (Hexindo), distributor tunggal alat-alat berat merek Hitachi dan Bell. Perusahaan ini berusaha mencari solusi-solusi terbaik untuk mengatasi per­soalan-persoalan para pelanggan.

    Untuk memudahkan pemantauan terhadap performa dan pemeliharaan terhadap mesin-mesin tambang di jobsite, Hex­indo mengaplikasikan teknologi digital. Sementara untuk mengurai masalah lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasi mesin-mesin tambang, perusahaan ini sedang menjajaki pengem­bangan mesin tambang bertenaga listrik bersama pabrikannya.

    “Di era digitalisasi sekarang ini mesin-mesin Hitachi dan articulated dump truck (ADT) Bell sudah mengaplikasi teknologi digital dalam operasinya. Mereka sudah beralih dari cara kerja konvensional ke digitalisasi,” kata Dwi Swasono, Sales Director PT Hex­indo Adiperkasa Tbk kepada Majalah Equipment Indonesia baru-baru ini.

    Salah satu concern Hitachi dan Bell, ia melanjutkan, adalah kemudahan maintenance unit dalam kondisi apapun. Solusinya, ia menyebut satu di antaranya, adalah penerapan teknologi digitalisasi. “Dengan adanya satelit dan digital­isasi, seluruh operasi alat bisa dilihat dari kabin operator serta dapat di­unduh secara berkala oleh si pemilik alat,” Dwi menjelaskan.

    Di era digitalisasi ini, Hexindo sudah memperkuat tim product support (after sales support) dengan ponsel berteknologi canggih yang dilengkapi dengan aplikasi Consite Pocket dan main pump health check agar memu­dahkan mereka dalam memantau kondisi mesin-mesin para pelang­gan. Caranya, pada saat melakukan kunjungan ke unit unit pelanggan, dengan menyentuh satu tombol (ap­likasi yang yang di inginkan), semua informasi teknis tentang alat-alat yang hendak diservis akan tampil di layar.

    “Beberapa jam sebelum mainte­nance dilakukan, semua spareparts dan peralatan lain sudah dipersiap­kan. Sehingga pada saat tim dealer datang untuk melakukan perawatan, mereka sudah confirm siap untuk dilakukan temporary downtime agar tim servis bisa masuk dan tidak perlu menunggu waktu lama,” ia menerangkan salah satu manfaat aplikasi teknologi digitalisasi ini sembari menambahkan bahwa selain leading dari sisi produk, Hexindo juga pionir dari segi after sales services, terutama Kontrak Pemeliharaan Penuh (FMC).

    Baca Juga :  Harga Batu bara Menguat, PTBA Sukses Catat Laba Bersih Semester I Rp 1,8 Triliun

    Dwi menggarisbawahi bahwa aplikasi teknologi digital membantu mem­permudah pekerjaan tim layanan purna jual, dan memungkinkan para pelanggan memonitor performa dan kondisi mesin-mesin tambang mereka dalam sekejap. Cara kerja seperti ini membuat para pelanggan merasa aman dan nyaman dalam melakukan investasi alat.

    Cocok untuk tambang hard rock maupun soft

    Dwi Swasono, Sales Director PT Hexindo Adiperkasa Tbk

    PT Hexindo Adiperkasa Tbk mema­sarkan beragam model alat berat Hitachi mulai dari Mini Excavator, Hydraulic Excavator, Ultra Large Hydraulic Excavator, Wheel Loader hingga Rigid Dump Truck. Selain itu, perusahaan ini menawarkan me­sin Articulated Dump Truck merek Bell yang terdiri dari tiga model, yai­tu B45E (45 ton), B50E (50ton) dan B60E (60 ton) kepada para pelang­gan.

    Alat-alat berat Hitachi dan Bell terse­but, menurut Dwi, dirancang untuk memiliki durability dan reliability tinggi karena unit mampu bekerja di medan berat dengan jam kerja yang panjang. Pemakaian bahan bakar sangat efisien, kemudahan dalam perawatan dan kenyamanan opera­tor menjadi fokus perhatian kedua pabrikan itu dalam mengembangkan mesin-mesin tersebut. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah opera­sional unit yang ramah lingkungan.

    Dwi menambahkan, alat-alat tambang Hitachi dan Bell sengaja dibuat untuk digunakan di tambang yang hard rock maupun soft. Jadi, unit-unit itu siap bekerja di semua medan. Para pelang­gan tinggal pilih tipe-tipe alat yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

    Sebagai distributor yang memiliki akar yang kuat di industri pertambangan, Hexindo selalu berusaha menawarkan mesin-mesin yang sesuai dengan kebutu­han dan kondisi pasar. Pada saat kebutuhan batu bara sangat tinggi (booming), perusahaan-perusahaan tam­bang cenderung menggunak­an mesin-mesin besar untuk mengejar target produksi. Namun, dalam kondisi seper­ti saat ini, ketika kebutuhan batubara berkurang, maka peralatan-peralatan yang lebih kecil juga diperlukan.

    “Di Hexindo, kami tidak han­ya mengandalkan excavator yang kelas 120 ton hingga 800 ton ke atas, melainkan juga menyuplai mulai ke­las 20 ton hingga 80 ton,” terang Dwi mengenai kondisi pasar alat tambang saat ini. Sementara untuk haul truck, perusahaan ini sedang mem­persiapkan kelas-kelas yang lebih besar, di antaranya yang 320 ton hingga 500 ton. Selain itu, untuk tambang nikel, tersedia articulated dump truck (ADT) Bell.

    Baca Juga :  Sampai kapan eforia batubara bertahan?

    Di segmen wheel loader un­tuk aplikasi tambang, mesin andalan Hexindo saat ini adalah ZW370-5A. Mestinya alat ini diluncurkan secara terbuka (offline), tetapi karena pandemi, rencana itu ditangguhkan, dan di­perkenalkan secara online pada Juni tahun ini.

    Menurut Dwi, pendekatan ini memungkinkan Hexindo mampu menghadapi pergo­lakan pasar dan menawar­kan produk dan layanan terbaik meski situasi se­dang sulit. “Ketika batu bara seolah-olah menjadi idola baru sehingga hampir semua pemain alat berat tertarik untuk memasar­kan mesin-mesin tambang, maka kami tetap menjalin komunikasi secara intens dengan para pelanggan. Kami ingin mendengarkan apa yang menjadi kebutu­han dan keluhan pelanggan sehingga dapat memberi­kan respon pada kesempa­tan pertama ketika mereka memerlukan investasi unit yang baru,” ungkapnya. Itu sebabnya, Hexindo tidak merasa terusik ketika ber­munculan pemain-pemain baru yang memperebutkan kue peralatan tambang. Dia menilai hal itu wajar, dan Hexindo punya cara ­sendiri untuk mempertah­ankan market share di seg­men peralatan tambang.

    Solusi alternatif

    Wheel Loader Hitachi ZW370-5A. Foto: Hexindo

    PT Hexindo Adiperkasa Tbk baru saja merayakan HUT ke-33 pada 28 November 2021. Di usia yang cukup dewasa itu, perusahaan ini sudah memiliki 33 kantor Cabang dan contact office, serta 16 kantor proyek untuk mendukung beberapa opera­si tambang secara langsung.

    Dwi mengatakan concern utama Hexindo saat ini adalah memperluas ja­ringan, kemudian mem­perkuat product support atau after sales service, serta memberikan solusi solusi alternatif dalam mengatasi masalah-ma­salah para pelanggan.

    Terkait dengan solusi alter­natif, dia mencontohkan dua hal. Pertama, upaya Hexindo membantu para pelanggan yang kesulitan untuk investasi peralatan baru karena krisis, sep­erti problem rantai pa­sok yang terjadi saat ini karena dampak pandemi. “Kami membantu dengan melakukan refurbish ter­hadap unit-unit mereka yang lama agar tetap bisa beroperasi. Alat-alat ini dipakai sampai mereka bisa melakukan investasi peralatan baru,” ujarnya.

    Hexindo sudah punya satu fasilitas refurbish untuk remanufaktur berbagai komponen mesin-mesin tambang di Balikpapan, Kalimantan Timur, yang me­layani pelanggan-pelanggan tambang yang sebagian besar masih terkonsentrasi di kawasan tersebut. Na­mun, mulai tahun 2021 ini, Hexindo sudah memperluas usaha reman untuk mesin-mesin yang lebih kecil, yang kelas 20 ton, bekerja sama dengan manufakturnya, PT. Hitachi Construction Ma­chinery Indonesia (HCMI), di Cibitung, Bekasi. “Jadi, Hexindo tidak memiliki re­manufaktur sendiri seperti halnya di Balikpapan, tetapi memanfaatkan pabrik Hi­tachi yang ada di Cibitung, Bekasi,” kata Dwi.

    Baca Juga :  Artic A40G Utamakan Safety & Manjakan Operator

    Fasilitas remanufaktur tersebut akan membong­kar, membersihkan dan memperbaiki suku cadang dan komponen-komponen bekas seperti silinder hidrolik, pompa-pompa dan sebagainya untuk dibuat ulang. Layanan remanu­faktur ini memungkinkan Hexindo menyediakan komponen-komponen dengan harga sangat kompetitif atau sekitar separuh dari produk-produk baru sehingga mengurangi biaya dan isu-isu lain ter­kait dengan delivery.

    Kedua, untuk merespon kebijakan pemerintah men­genai pajak karbon, Hexindo bersama principal Hitachi sedang menjajaki kemung­kinan untuk mengembang­kan peralatan tambang bertenaga listrik. Rencana ini sudah dikomunikasikan dengan beberapa pelanggan besarnya seperti KPC dan Berau Coal. Menurut Dwi, permintaan sudah ada dari beberapa pelanggan yang memerlukan mesin-mesin seperti itu. Cuma tantan­gannya adalah bagaimana menyediakan infrastruk­tur pendukung untuk pera­latan elektrik ini.

    Pada dasarnya Hexindo dengan dukungan manu­fakturnya dan Hitachi En­ergy siap mengembangkan peralatan tambang elektrik, yang sebetulnya sudah diri­lis di beberapa negara sep­erti Rusia, Amerika, kecuali di Indonesia karena kendala infrasruktur supply listrik. Sebab untuk menggerakkan peralatan listrik dibutuh­kan power supply seperti PLN atau yang lain dengan kapasitas yang besar.

    Menurut pandangan Hexin­do, hingga akhir tahun 2022 atau awal 2023, mesin-me­sin tambang bertenaga die­sel masih diperlukan namun pihaknya juga punya tang­gung jawab untuk mem­berikan masukan kepada pabrikan dan diskusi lanju­tan dengan para pelanggan supaya elektrifikasi mesin-mesin tambang bisa direal­isasikan secepatnya.

    “Kuncinya terletak pada in­frastruktur listriknya (pow­er supply). Kalau infra­strukturnya bisa dibangun dengan cepat, manufaktur akan mengikuti. Yang pasti, Hitachi Manufacture siap membangun peralatan tambang berbasis electric, termasuk dukungan power supply dari Hitachi Energy jika diminta oleh pelang­gan sebagai satu kesatuan paket,” pungkas Dwi.

     

    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments