Kehadiran truk-truk buatan Tiongkok di pasar Indonesia semakin diperhitungkan oleh para pelaku bisnis transportasi. Bahkan di segmen-segmen tertentu, mereka semakin dominan, dengan pertumbuhan penjualan yang mencengangkan.
Jakarta, Equipment Indonesia – Salah satu pemain penting di bisnis truk nasional adalah PT Gaya Makmur Mobil (GMM). Perusahaan ini sudah 20 tahun memegang keagenan FAW Trucks. Pasarnya berkembang pesat. Pertumbuhan pasarnya tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi global maupun lokal (Indonesia) yang agak lesu sepanjang paruh pertama tahun 2025 ini. Ini terjadi karena FAW Trucks tidak hanya menyasar pasar pertambangan dan konstruksi (off-road), tetapi juga logistik (on-road). Sejak awal tahun 2021, penjualan GMM bertumbuh pesat hingga 50%, menurut President Director GMM, Frankie Makaminang dalam wawancara dengan Majalah Equipment Indonesia di kantornya yang terletak di kawasan Jakarta Barat beberapa waktu silam.
“Memang saat ini, bisa dibilang, FAW Trucks mengambil market-market dari merek-merek yang dulunya menguasai Indonesia, yaitu merek-merek Jepang dan Eropa. Mereka setiap tahun semakin turun, tetapi kita malah makin naik 50 persen,” ujarnya.
Dia menyebut beberapa faktor yang menggerakkan pertumbuhan penjualan FAW Trucks di pasar Indonesia. Pertama, GMM sudah memiliki pengalaman mengageni FAW Trucks selama 20 tahun di Indonesia. “Kita satu-satunya distributor merek Cina yang konsisten memegang satu merek, tidak pernah berubah-berubah. Ini akan memberi nilai tambah karena tipe-tipe yang kita sudah pasarkan, sudah kita modifikasi, sudah kita upgrade, improve sedemikian rupa sehingga semakin cocok dengan industri di Indonesia. Produk-produk yang dulunya masih kurang bagus, sekarang sudah lebih bagus daripada produk-produk Jepang dan Eropa,” tegas Frankie.
Kedua, berkat perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh pabrikan sesuai masukan-masukan dari para pelanggan, dan GMM sebagai dealer, maka kualitas truk-truk FAW saat ini sudah setara atau bahkan, dalam lima tahun terakhir, lebih bagus dari produk-produk Eropa dan Jepang. Sudah begitu, harga FAW Trucks juga sangat kompetitif. Frankie mencontohkan soal torsi.
“Torsi FAW Trucks sangat kuat karena sudah mengikuti spesifikasi torsi Eropa. Artinya, torsi FAW Trucks sama dengan torsi truk-truk brand Eropa, tetapi konsumsi bahan bakarnya sangat irit. Bagi para pengusaha, mereka memilih berinvestasi pada truk-truk yang lebih murah tetapi bisa mendapat load yang lebih besar, sehingga income-nya menjadi lebih besar. Sebab, dari sisi fuel consumption lebih irit dan itu berarti operation cost-nya lebih rendah,” ungkapnya.
Ketiga, usia pakai (life time) truk-truk FAW cukup lama, dan hal ini membuat pelanggan-pelanggan yang dulunya menggunakan merek-merek Jepang dan Eropa mulai beralih ke truk-truk FAW. “Life time yang lebih panjang didukung oleh layanan purna jual yang semakin bagus dari PT. Gaya Makmur Mobil,” ujarnya.
Keempat, ketersediaan suku cadang (spare parts) yang berlimpah. Dulu, banyak pengusaha yang enggan membeli produk-produk Cina karena masalah ketersediaan spare parts yang terbatas. Kalaupun ada, sering kali tidak sama atau sering diganti atau berbeda-beda. Dalam 15 tahun pertama, cerita Frankie, GMM terus memberi masukan ke FAW Trucks yang merupakan pabrik truk nomor satu di China untuk membenahi ketersediaan suku cadang. Masukan itu didengar dan dijalankan oleh pabrikan. Itu sebabnya ketersediaan suku cadang FAW Trucks saat ini jauh lebih baik. Bahkan dia menjamin tidak ada lagi masalah suku cadang untuk FAW Trucks.
Kelima, masih terkait layanan purna jual, GMM sendiri memiliki jaringan layanan purna jual yang semakin banyak, yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Sabang sampai Merauke. Jumlahnya saat ini mencapai 29 jaringan. Dari jumlah itu, sebanyak 21 adalah kantor cabang dengan status 3S yakni sales, service, spare parts. Sementara ada delapan yang hanya 2S yaitu sebagai service (tempat servis) dan spare parts atau gudang suku cadang. Kehadiran jaringan bisnis yang begitu luas, kata Frankie, memastikan layanan purna jual yang semakin prima baik dari sisi ketersediaan suku cadang, layanan, maupun dukungan layanan purna jual lainnya. Dengan jaringan yang semakin luas, para pelanggan semakin mudah mendapatkan suku cadang dan menjangkau service center.
Rekrut teknisi muda

Untuk meningkatkan mutu layanan purna jual, GMM terus menambah jumlah tenaga teknisi sebanyak 50 orang per tahun. Tenaga-tenaga teknisi ini diperoleh dengan cara kerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan di beberapa kota di Indonesia. GMM mengambil lulusan-lulusan terbaik dari sekolah-sekolah itu untuk kemudian diberi pelatihan selama enam bulan dan, bila lulus, ditempatkan di lokasi-lokasi kerja GMM di seluruh Indonesia selama enam bulan sampai satu tahun.
Selain merekrut yang sudah lulus, GMM sudah mulai memberi materi pelajaran dari GMM sejak kelas 11 atau 12 pada sekolah-sekolah kejuruan yang terjalin kerja sama. Di sini, para siswa diberi pelajaran mengenai truk-truk FAW serta perkembangan teknologi saat ini dan masa mendatang. Begitu lulus, mereka tidak perlu mengikuti program training selama enam bulan lagi tetapi cukup menjalani pelatihan dua bulan saja untuk kelas lebih lanjut sebelum kemudian ditempatkan di lokasi-lokasi kerja GMM. Hebatnya lagi, selama menjalani masa training di perusahaan-perusahaan mitra GMM, para lulusan SMK ini sudah digaji.
“Kami sedang bekerja sama dengan beberapa SMK di Jawa Tengah, Balikpapan, Samarinda, Makassar, dan Medan. Tujuan kami adalah ingin merekrut tenaga-tenaga yang ada dari masing-masing kota. Kami ingin putra-putri Indonesia yang ada di kota-kota di luar Jakarta atau di luar Jawa seperti di Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi masuk dalam program ini. Mereka dididik, di-training dan kemudian akan berkontribusi untuk daerahnya masing-masing,” cerita Frankie.
Reman Center

Selain memiliki jaringan yang luas, GMM juga memiliki fasilitas workshop, warehouse dan Reman Center. Fasilitas yang terakhir ini, Reman Center, sudah tersedia di daerah Balikpapan, Kalimantan Timur. “Fasilitas Reman Center memungkinkan komponen-komponen seperti engine, transmisi, diferensial bekas pakai dapat di-remanufacture, sehingga customer kemudian punya pilihan. Pada saat pelanggan hendak mengganti komponen, mereka dapat membeli komponen baru yang harganya 100% atau membeli komponen reman yang harganya cuma 60% tetapi secara kualitas 95% dari komponen baru. Jadi, harganya sangat kompetitif,” terang Frankie dengan sedikit promosi.
Kemudahan lain yang ditawarkan GMM adalah Component Exchange, yaitu sistem yang memungkinkan komponen dan/atau suku cadang yang rusak ditukar dengan suku cadang yang diperbaiki atau dibuat ulang (remanufaktur). Cara ini menawarkan alternatif yang hemat biaya dibandingkan membeli suku cadang baru, karena komponen yang ditukar telah diperbaiki atau dibuat ulang. Ini merupakan solusi cepat membantu truk tetap produktif atau pekerjaan customer tidak terganggu. Juga ramah lingkungan karena component exchange membantu mengurangi limbah dan penggunaan sumber daya baru.
“Truk yang bermasalah itu bisa kembali beroperasi, sementara komponen yang rusak kita perbaiki. Kemudian kita charge (kenakan biaya) sesuai dengan kerusakannya saja. Atau, kalau customer mau terus memakai komponen kita yang sudah terpasang pada unitnya, maka dia cukup membayar harga 60% saja. Jadi, dia punya pilihan sampai tiga,” jelas Frankie.
Untuk memudahkan customer memonitor pergerakan dan juga kondisi dari truk-truk mereka, GMM melengkapi kendaraan-kendaraan ini dengan perangkat GMM Teletech. Dengan teknologi ini, para pemilik kendaraan dapat mengetahui posisi dan kondisi truknya, konsumsi bahan bakar, pola mengemudi, termasuk apakah ada perlakuan kasar seperti pengereman mendadak atau melebihi kecepatan maksimum. Bahkan dengan pemasangan kamera di dalam kabin, maka aktivitas dan kondisi operator akan terpantau. Bila terjadi sesuatu yang aneh, misalnya operator mengantuk, perangkat ini akan langsung memberikan peringatan berupa suara. GMM Teletech juga bisa menginformasikan kepada pemilik tentang jadwal servis unit hingga lokasi service center terdekat. @