Mendukung peningkatan produksi tambang batu bara Indonesia pada 2023, LGMG memperkenalkan Rigid Dump Truck (RDT) model RT90 berdaya angkut 90 ton, yang mampu memuat lebih banyak dengan biaya investasi dan operasi lebih rendah.

PT LGMG Machinery Indonesia memperkenalkan sebuah rigid dump truck terbaru model RT90. Dinamai RT90 karena berdaya angkut 90 ton. Untuk saat ini, produksi RT90 ini masih terbatas. Model ini pertama kali diluncurkan pada kuartal pertama tahun 2022 lalu. Saat ini populasi unit yang sudah beroperasi masih di luar Indonesia yaitu sebanyak 66 unit. Sebanyak 50-unit sudah beroperasi selama kurang lebih 1 tahun di negara asalnya di China, di luar China untuk pertama kalinya sudah beroperasi di Vietnam sebanyak 16 unit semenjak Desember tahun lalu.
Namun, pelanggan-pelanggan di Indonesia yang tertarik menggunakan dump truck teranyar dari LGMG ini sudah dapat memesan sekarang. Lama inden untuk model ini hanya 3 bulan dan LGMG Machinery Indonesia akan menyediakan stok di Indonesia pada kuartal kedua tahun ini.
RT90 menawarkan kapasitas angkut yang besar tetapi dengan biaya operasi yang lebih rendah dibandingkan truk-truk kelas serupa dari merek-merek lain. Sales Manager PT LGMG Machinery Indonesia, Doddy Sitompul, dalam perbincangan dengan Majalah Equipment Indonesia belum lama ini mengungkapkan, RT90 lebih bongsor dari unit-unit dump truck LGMG yang sudah beroperasi di beberapa lokasi tambang di Tanah Air.
Dibanding saudara-saudaranya yang lain, seperti MT 86 dan CMT 96 yang sudah diulas beberapa kali, RT90 memiliki banyak kelebihan. Mulai dari kapasitas angkut yang lebih besar, tenaga yang lebih kuat hingga spesifikasi yang lebih bagus dari model-model terdahulu. “RT90 hadir dengan ukuran yang lebih besar. Ini kelas yang lebih di atas. Dari segi kapasitas angkut dan tenaga, alat ini lebih besar. Spesifikasinya juga lebih tinggi dari model-model terdahulu,” terang Doddy.
Lebih jauh ia menjelaskan, berat kosong RT90 mencapai 46 ton, sedangkan bobot muatannya bisa mencapai 90 ton. Dengan begitu, berat totalnya mencapai 136 ton. Dengan kapasitas seperti itu, lanjut Doddy , RT90 sangat cocok beroperasi di tambang batu bara dengan target produksi yang besar.
Sebagaimana truk-truk produksi LGMG sebelumnya, RT90 ini khusus digunakan untuk overburden (OB), yaitu untuk mengangkut tanah di pertambangan batu bara, tambang emas, atau tambang quarry berskala besar. “Di pabrik semen, truk ini cocok digunakan untuk mengangkut limestone dari gunung ke hopper. Pabrik semen yang produksinya tinggi, di atas 10 juta ton per tahun, cocok menggunakan truk ini. Kalau produksinya di bawah itu menggunakan kelas 50-60 ton mungkin sudah cukup,” Doddy mencontohkan.
Sebagaimana alat angkut besar lainnya, RT90 sangat cocok untuk aplikasi “earth moving” yang jarak maksimumnya hingga 5 Km. Produk-produk setipe dari brand-brand lain adalah HD785 (Komatsu), CAT 777 (Caterpillar), dan R100 (Volvo CE). “Ini produk-produk saingannya,” ujar Doddy.
Untuk pemuatan material, RT90 berpasangan dengan mesin-mesin pengeduk (excavator) dengan kapasitas bucket yang besar di kelas 200 ton, seperti Komatsu PC2000 dan Hitachi EX2000. “Dengan PC2000 (kelas 200 ton), hanya butuh empat sampai lima bucket untuk mengisi penuh bak RT90,” ujarnya meyakinkan. Namun, para pelanggan bisa juga menggunakan excavator kelas 100 ton, seperti excavator LGMG ME105, Cat 395 atau PC 1250, yang mengisi delapan hingga sembilan bucket.
Rigid dump truck RT90 ini ditenagai dengan engine Weichai WP17G770E302. Volume ruang bakar mesin ini adalah 16,7 liter atau 16.700 CC dengan Horse Power yaitu 770 Hp. Engine tersebut memiliki torsi tinggi, yaitu 3000 Newton meter pada RPM 1.600. “Truk ini memiliki torsi tinggi tetapi pada RPM rendah,” kata Doddy. Ia menambahkan, jumlah silindernya 8, berkatup empat, dan kecepatan maksimal di 45 km per jam.
Engine Weichai tersebut merupakan jenis common rail Euro3. Transmisinya otomatis yang menggunakan Allison seri 6620. LGMG menawarkan dua jenis transmisi, yakni matic dan manual. Kabar baiknya, menurut Doddy, untuk pasar Indonesia, LGMG menawarkan yang tipe matic. Sementara yang manual dijual di negeri asalnya, China serta Vietnam.
“Perbedaan jenis transmisi itu lebih karena pertimbangan kondisi lingkungan dan permintaan pasar. Kalau di China dan Vietnam, curah hujannya rendah. Sementara di Indonesia, curah hujannya tinggi, sehingga kondisi medannya lebih ekstrim dan tanahnya cenderung menjadi lebih lembek,” ia menjelaskan alasannya.
RT90, lanjut Doddy, memiliki kapasitas axle masing-masing di depan sebagai pilot axle untuk beban 36 ton, axle tengah untuk 50 ton dan axle belakang 50 ton. “Saat kosong, distribusi beban di depan sekitar 35 persen dari total berat, di bagian tengah dan belakang 65 persen dari berat kosong yang sebesar 46 ton. Pada kondisi terisi penuh, distribusi beban didepan menjadi 21% dan pada bagian tengah dan belakang 79% dari total 136 Ton,” papar Doddy lagi.
Selain engine, kelebihan lain RT90 adalah jenis suspensi yang digunakannya. “Rigid dump truck RT90 tidak lagi menggunakan suspensi spring, tetapi sudah memakai MacPherson Independent Suspension pada bagian axle depan. Dengan menggunakan suspensi ini, maka operator di dalam kabin akan jauh lebih nyaman karena guncangannya sangat minim,” urai Doddy. Pada bagian axle tengah dan belakang menggunakan A-Frame dan Hydro-Pneumatic, dimana sistem ini juga independen sehingga posisi vessel akan terjaga kelurusannya saat ban melewati jalan yg tidak rata atau berlubang.
Untuk body, dump body RT90 masih sama dengan model-model terdahulu, yaitu memakai material baja jenis NM360 dan NM400. Material baja seperti ini setara dengan material baja hardox yang tahan abrasi dan memiliki ketahanan yang luar biasa. Untuk tipe dump body atau vessel, tersedia dua model, yaitu Scope-end dan Tail-gate. Sistem angkat vessel menggunakan dua silinder yang digerakan dengan sistem hidrolik, berbeda dengan kelas di bawahnya yang menggunakan silinder tunggal.
Sebagai kendaraan off-road yang tangguh, RT90 menggunakan ban-ban yang kuat ukuran 1.800 dengan Ring 25 inch dengan diameter roda 1,6 meter serta lebar 50 cm atau setengah meter.
Banyak keuntungan
RT90 menawarkan banyak keuntungan bagi para pengguna. Doddy membeberkan beberapa nilai lebih yang dimiliki alat berat ini dibandingkan produk-produk lain yang setipe. Pertama, penghematan konsumsi bahan bakar. Kedua, produktivitas yang tinggi. Pada berat jenis material di 2,25 Bcm/Ton, RT90 dapat mengangkut sebanyak 40 Bcm. Pada jarak angkut 1.8 Km, kalau ditandemkan dengan excavator sekelas PC2000 (200 ton), RT90 dapat berproduktivitas sebesar 130 sampai 140 Bcm per jam.
Doddy menjelaskan, diperlukan 6-unit RT90 untuk setiap fleet pada jarak OB ini. Range match factor di 0.98 sampai 1.05 antara alat gali dan alat angkut. Kesesuaian antara alat gali dan alat angkut sangat penting, karena akan berdampak pada efektivitas operasional alat dan juga penghematan penggunaan bahan bakar. Ia kemudian melakukan hitung-hitungan. Jika diasumsikan rata-rata konsumsi BBM PC 2000 kurang lebih 125 liter per jam. Sementara RT90 hanya mengkonsumsi rata-rata 55 liter per jam. Kalau digabungkan 1 unit PC2000 dengan 6 units RT90 , atau menggunakan istilah di dunia tambang fleet fuel ratio, maka hanya rata-rata “fuel ratio” 0,58 liter per bcm per fleet.
“Jadi, 0,58 liter per Bcm adalah jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk setiap bcm yang diproduksi. Ini jauh lebih hemat,” jelasnya seraya menambahkan bahwa produk-produk kompetitor menghabiskan 0,8 sampai 1 liter solar per bcm pada jarak angkut 1.8 Km. Selisihnya cukup besar, RT90 bisa menghemat bahan bakar 30 hingga 50 % dengan produktivitas yang sama, jika dibandingkan dengan produk-produk yang sudah eksis selama ini dikelas daya angkut 90-100 ton. Dan, tentu saja, ini akan menjadi penghematan yang luar biasa, sebab 60 persen biaya operasional pertambangan adalah biaya bahan bakar.
Ketiga, RT90 memiliki nilai investasi awal yang jauh lebih rendah. Doddy membandingkan dengan produk-produk kompetitor di kelas yang sama. Dengan nilai investasi awal dari RT90 yang jauh lebih rendah diharapkan perencanaan anggaran dari konsumen menjadi lebih fleksibel, pembiayaan dari perbankan yang lebih mudah dan “Break Even Point” yang lebih cepat.
Keempat, dari segi ukuran, RT90 memiliki body yang lebih ramping walaupun lebih panjang dari produk-produk lain yang setipe. Dimensi terluar dalam milimeter (PxLxT) adalah 10500×4480×4320 dengan radius putar terkecil di 12 meter. Untuk panjang hanya lebih panjang 20 cm dari HD/OHT, tetapi untuk lebar, unit RT90 lebih kecil 2,4 meter dibanding dengan lebar HD/OHT. Dengan kondisi ini, desain lebar jalan tambang akan jauh lebih kecil dan biaya pembuatan dan pemeliharaan jalan bisa lebih hemat hingga 35% dibanding jika menggunakan jenis HD/OHT karena volume material untuk jalan dan “effort” alat dan tenaga yang dibutuhkan akan menjadi lebih sedikit. “Tidak perlu investasi alat-alat “support” yang besar dan mahal untuk pembuatan dan perawatan jalan-jalan tambang. Penerangan yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Semuanya ini sangat menghemat biaya operasional,” kata Doddy.
Kelima, harga spare parts jauh lebih murah karena desain RT90 lebih simpel dan kebanyakan mekanikal. “Komponen-komponen elektriknya tidak serumit truk-truk serupa dari merek-merek lain yang memang lebih canggih. Mereka menggunakan banyak sensor dan control unit. RT90 tidak serumit itu. Control unit hanya ada di engine dan transmisi,” paparnya. Tim Service dari customer bisa lebih cepat mengadaptasi cara-cara perawatan dan perbaikan dari unit ini.
Untuk layanan purna jual, PT LGMG Machinery Indonesia dan dealer LGMG, PT Berkarya Sinergi Mandiri, berkomitmen untuk menyediakan semua suku cadang yang diperlukan dan tim mekanik yang terlatih untuk membantu para customer. Mereka terdiri dari anak-anak bangsa yang sudah berpengalaman dan sangat menguasai produk-produk LGMG. Kami yakin RT90 dapat menjadi solusi yang sangat baik bagi para konsumen dalam produksinya sehingga bisa lebih meningkatkan performa perusahaannya secara lebih luas dan juga memperkuat ketahanan bisnis dalam menghadapi fluktuasi ekonomi yang kerap terjadi,” tutup Doddy. EI