
Pasar alat berat memang sedang menghadapi tantangan berat. Sektor pertambangan sebagai konsumen terbesar barang-barang modal ini sedang mengalami tekanan berat akibat pelemahan harga komoditi. Meski demikian produksi alat berat tetap berlangsung.
Himpunan Alat Berat Indonesia (Hinabi) pada tahun 2015 ini menargetkan produksi alat berat dalam negeri sebanyak 6.000 unit per tahun. Hinabi mengaku masih optimis seiring dengan percepatan pembangunan infrastruktur oleh pemerintah, target tersebut akan tercapai.
“Kami estimasikan hingga akhir tahun produksi alat berat dalam negeri bisa meningkat dengan kontribusi proyek pembangunan infrastruktur pemerintah dan optimalisasi kapasitas idle” ujar Ketua Hinabi Jamaluddin baru-baru ini.
Jamaluddin juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kinerja penjualan alat berat tahun ini, para produsen berencana meningkatkan penetrasi ke pasar ekspor, terutama ke Asean, yaitu Malaysia dan Thailand.
“Strategi tersebut juga dibarengi dengan peningkatan penetrasi ke sektor selain pertambangan batu bara, seperti agrikultur, kehutanan, maupun konstruksi atau infrastruktur, baik di dalam negeri maupun di luar negeri,” terang Jamaluddin.


