Equipment APP.
back to top
Tuesday, November 11, 2025
spot_img
More
    HomeFeatureUT Kuasai Mayoritas Saham ACSET

    UT Kuasai Mayoritas Saham ACSET

     Salah satu proyek ACSET

    Salah satu proyek ACSET

    PT United Tractors Tbk (UT), melalui anak perusahaannya, PT Karya Supra Perkasa (KSP), Senin (5/1/2015) telah membeli 200.000.000 saham atau 40% dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT Acset Indonusa Tbk (ACS), dari PT Cross Plus Indonesia (CPI) dan PT Loka Cipta Kreasi (LCK).

    Proses akuisisi itu merupakan kelanjutan dari Memorandum of Understanding (MOU) yang telah ditandatangani 10 Oktober 2014 dan Conditional Sale and Purchase of Shares Agreement (CSPA) atau Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham pada 18 Desember 2014. Berdasarkan MOU dan CSPA itu, KSP berencana untuk membeli saham ACST minimum sejumlah 250.500.000 saham (mayoritas saham).

    Masuknya PT United Tractors Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diharapkan dapat memacu pertumbuhan bisnis perusahaan kontraktor ini pada tahun-tahun mendatang. Pada tahun 2014, pencapaian nilai kontrak PT Acset Indonusa Tbk (ACST) jauh dari target. Perseroan menargetkan perolehan kontrak senilai Rp 1,5 triliun, sementara realisasinya hanya sebesar Rp 600 miliar. Melesetnya target pendapatan perusahaan kontraktor itu terutama disebabkan oleh sentimen politik jelang dan pasca pelaksanaan pemilihan umum tahun lalu.

    ”Banyak menunda proyek konstruksi, terpaksa mengulang pada tahun ini,” kata Direktur ACST, Hilarius Aswandhi, seperti dilansir dari neraca.co.id, 11/2/2015. PT Acset Indonusa Tbk merupakan perusahaan kontraktor yang fokus menggarap bidang jasa konstruksi dan pondasi.

    Ia mengungkapkan, total kontrak berjalan selama 2014 mencapai Rp3,3 triliun. Hiruk pikuk jelang penyelenggaraan pemilu membuat perseroan menahan diri, sehingga target kontrak tidak dicapai dengan baik.

    Namun, memasuki tahun 2015, PT Acset Indonusa Tbk menargetkan pertumbuhan pendapatan 20% dari pencapaian tahun 2014 dari dua lini bisnis yang digarapnya, jasa konstruksi dan pondasi. Dari target pendapatan 2015 itu, perusahaan berkode ACST di Bursa Efek Indonesia itu berharap pendapatan jasa konstruksi menyumbang 60%, sementara sisanya, 40%, berasal dari jasa pendapatan pondasi.

    Baca Juga :  Izuzu dan Hitachi Kuasai Pasar Ekspor Alat Berat Melalui Terminal IPCC Sepanjang 2020

    Kehadiran UT yang merupakan perusahaan distributor alat berat dan konstruksi terkemuka di Tanah Air diharapkan dapat memacu Acset Indonusa untuk menggeluti sektor-sektor garapan baru, terutama konstruksi sipil dan kelautan, tanpa meninggalkan jasa konstruksi dan pondasi yang menjadi spesialisasinya selama ini.

    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments