
Setelah mencapai puncaknya pada lebih dari 100.000 unit per tahun pada tahun 2020 dan 2021, pasar wheel loader di Cina diperkirakan akan menurun selama empat hingga lima tahun ke depan. Namun, langkah menuju mesin-mesin bertenaga elektrik kemungkinan akan memberikan pertumbuhan bagi mereka yang berpartisipasi, serta disrupsi terhadap industri tradisional.
Menurut laporan baru Off-Highway Research, yang dirilis Selasa (10/5), Wheeled Loader Industry in China, negara tersebut memiliki 13 pemasok wheel loader listrik pada tahun 2021, termasuk empat produsen yang telah memasuki sektor tersebut dari industri lain.
Tidak seperti bagian-bagian dunia lainnya, di mana penjualan terbatas pada peralatan listrik fokus pada mesin-mesin kompak, permintaan wheel loader listrik di Cina berpusat pada mesin-mesin yang jauh lebih besar. Sebagian besar wheel loader yang dijual di Cina adalah mesin 5 ton (kapasitas rata-rata). Mesin bertenaga diesel tradisional dengan ukuran ini biasanya dilengkapi dengan mesin 220 HP dan memiliki bobot operasi sekitar 16-17 ton.
Off-Highway Research percaya bahwa sekitar setengah dari peralatan konstruksi listrik (bertenaga diesel tradisional) yang dijual di seluruh dunia pada tahun 2021 adalah wheeled loader di kelas ini yang dijual di Cina.
Menurut laporan Off-Highway Research, para pengambil kebijakan di Cina, bersama dengan keunggulan-keunggulan produk, mendorong adopsi peralatan listrik. Di tingkat nasional, yang menjadi pendrong utama adalah target 3060 (emisi karbon diperkirakan akan mencapai puncaknya sebelum tahun 2030, sementara Cina menargetkan netral karbon pada tahun 2060), seperti juga langkah-langkah lokal.
“Mesin-mesin wheel loader elektrik, yang hampir tidak memerlukan perawatan, akan menjadi lebih menarik secara ekonomis bagi lebih banyak pelanggan yang memiliki cukup pekerjaan dan lokasi kerja tetap. Target 3060 tidak hanya meningkatkan kesadaran lingkungan ke tingkat yang baru, tetapi juga meningkatkan investasi energi baru.
“Beberapa pemerintah provinsi telah merilis perlakuan istimewa dan insentif keuangan untuk peralatan konstruksi listrik seperti Electric Fujian (2020-2022), atau mengumumkan tindakan-tindakan hukum pada mesin-mesin jenis bahan bakar seperti di Shanxi,” kata laporan itu.
Selain peralatan listrik, area pertumbuhan selanjutnya diperkirakan mesin-mesin yang lebih kompak dan berbiaya rendah, yang dikenal sebagai ECWL – Economic Compact Wheeled Loader. “Penjualan pada masa mendatang akan berasal dari kombinasi penggantian produk-produk konvensional, penggantiannya dengan mesin-mesin elektrik, dan permintaan baru untuk ECWL untuk menggantikan produk-produk ekonomis dan tenaga kerja manual,” kata laporan itu.
Meskipun terdapat peluang pertumbuhan pada produk-produk non-tradisional, Cina masih diharapkan untuk tetap menjadi pasar wheeled loader konvensional terbesar di dunia pada masa mendatang. Selama puncaknya pada tahun 2020 dan 2021, Cina mewakili sekitar 50% dari permintaan wheel loader global. Meskipun perkiraan penurunan untuk empat sampai lima tahun ke depan, masih diharapkan untuk mencapai sekitar 40% dari penjualan wheel loader global pada titik terendah yang diharapkan dalam siklus Cina. Sumber: Offhighway Research