
Pertumbuhan industri tambang batubara makin tertekan. Perlambatan pertumbuhan perekonomian global telah berdampak buruk terhadap permintaan batubara di pasar ekspor. Hingga saat ini harga komoditas batubara terus bergejolak. Ada beberapa faktor yang memicu kejatuhan harga batubara. Salah satunya adalah dorongan untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan (biofuel) sebagai ganti bahan bakar fosil. Masalah lainnya yang sedang mewabah adalah serangan virus corona (Covid-19) yang menerjang ke seluruh penjuru dunia, termasuk ke Indonesia.
Rentetan persoalan tersebut menyebabkan kegiatan penambangan batubara berkurang. Hal itu berdampak langsung terhadap pasar peralatan berat. Industri alat berat ikut kelimpungan. Terbukti, bisnis alat berat Indonesia sepanjang tahun 2019, secara umum, mengalami kelesuan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk mesinmesin tambang sendiri tahun lalu secara volume menurun sekitar 15-30 % dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi ancaman bagi industri alat-alat berat mengingat usaha tambang batubara merupakan motor penggerak industri barangbarang modal itu di Indonesia karena kebutuhannya banyak. Tidak heran, alat berat identik dengan tambang batubara.
Dalam kondisi industri tambang yang makin sulit itu terjadi seleksi alam. Tidak semua perusahaan tambang dan kontraktor tambang dapat bertahan. Perusahaan-perusahaan yang tidak kuat hilang ditelan badai. Beberapa dari mereka harus mengubah rencana investasi alat dan berbagai langkah strategis lainnya. Hal serupa terjadi di kalangan suplier-suplier alat berat sebagai akibat dari menurunnya permintaan alat di pasar tambang. Mereka melakukan berbagai cara untuk menggairahkan penjualan.
Salah satu perusahaan yang tetap eksis di tengah kondisi pasar yang penuh gonjang ganjing itu adalah PT Liebherr Indonesia Perkasa. Sebagaimana diutarakan Hadityo Sugiarto – General Manager Sales & Marketing PT Liebherr Indonesia Perkasa, sepanjang tahun 2019, nilai penjualan alat tambang Liebherr masih tumbuh ke level yang positif. Memasuki tahun 2020, perusahaan itu tetap optimis bisa tumbuh meski menghadapi banyak tantangan di industri tambang, khususnya batubara.
Pria yang akrab disapa Hadityo ini mengakui kondisi pasar alat-alat tambang tahun ini kemungkinan sedikit menurun dari tahun lalu karena kondisi pasar yang semakin tidak menentu. “Menurut pandangan kami, tahun ini permintaan alat berat untuk sektor tambang, khususnya batubara, kemungkinan memang akan sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu, mengingat penurunan demand dan penjadwalan ulang rencana investasi alat-alat baru perusahaan-perusahaan tambang dan kontraktorkontraktor mereka,” ungkapnya kepada Equipment Indonesia.
Menghadapi situasi pasar yang makin sulit di industri batubara, Liebherr mempertimbangkan untuk menyasar sektor-sektor alternatif yang masih potensial untuk dikembangkan pada 2020 ini, seperti tambang emas, nikel, bauksit dan timah.
Selain itu, Hadityo menambahkan, meskipun industri alat berat secara keseluruhan mengalami kelesuan saat ini, Liebherr Indonesia terus meningkatkan komitmentnya untuk memberikan produk-produk dan layanan terbaik bagi para pelanggan. “Justru ketika pasar lesu memberi peluang kepada kami untuk dapat terus meningkatkan layanan kepada pelanggan-pelanggan kami,” ujarnya.
Strategi yang dilakukan perusahaan ini, antara lain, dengan lebih proaktif lagi dalam mendatangi para customer untuk meng-create demand penjualan unit, parts dan service. “Kami menjadi lebih kreatif dalam menawarkan paket penjualan kami, khususnya buat major account kami. Kami juga dapat merekomendasikan beberapa perusahaan leasing yang dapat memberikan skema keuangan yang lebih menarik buat customer kami,” Hadityo menjelaskan.

Sebagai afiliasi dari Liebherr Group, PT Liebherr Indonesia Perkasa mendapatkan dukungan penuh dari pabrikan global itu. Apalagi Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Liebherr. Liebherr sangat proaktif dalam mengunjungi para pelanggan dan dalam menawarkan detail penting tentang suku cadang, perawatan, dan pembelian. Pendekatan ini memastikan solusi yang ditawarkan menjawab secara tepat tantangan-tantangan yang dihadapi para pelanggan setiap hari, dan mereka menerima mesin-mesin yang tepat, setelah kami memahami betul aplikasi-aplikasi dan tantangan-tantangan yang mereka hadapi.
“Yang menjadi pembeda utama Liebherr di pasar pertambangan Indonesia dari para pesaingnya adalah kehadiran lokal yang kuat. Liebherr hadir secara langsung di Indonesia tanpa melalui dealer. Hal ini menjamin citra brand dan mutu layanan yang tak tertandingi. Ini adalah inti dari budaya perusahaan dan penggerak utama yang menumbuhkan kepercayaan pelanggan dan preferensi mereka dalam bekerja sama dengan Liebherr,” kata Hadityo.
Ia menambahkan bahwa bagi Liebherr sangat penting untuk memastikan mesin apa pun harus memberikan banyak manfaat bagi pelanggan. Artinya, setiap alat tambang yang dibeli harus mudah digunakan bagi operator di lapangan; mudah diperbaiki bagi teknisi pemeliharaan di workshop dan berkontribusi efektif terhadap profitabilitas pemilik atau investor perusahaan tambang.

Liebherr telah memiliki pengalaman selama puluhan tahun dalam mendesain, memproduksi dan mendukung operasi mesin-mesin tambang. Pabrikan asal Jerman ini menyediakan opsi-opsi yang memiliki nilai tambah dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik para pelanggan di Indonesia. Kualitas, keandalan dan teknologi-teknologi yang inovatif menjamin bahwa operasi-operasi tambang dapat berjalan dengan aman serta efisien dari segi waktu dan biaya kapan pun – bahkan dalam kondisi yang paling sulit.
Portofolio produk-produk yang ditawarkan Liebherr di segmen tambang saat ini meliputi hydraulic mining excavator (100 – 800 ton), truk-truk tambang (100 – 400ton) serta dozer (70 ton), ditambah beragam model bucket serta Ground Engaging Tools (GET).
Liebherr dikenal sebagai produsen terbesar di dunia untuk off highway truck. Mesin-mesin dozer dan excavator Liebherr banyak digunakan dalam industri pertambangan batubara di Indonesia. Saat ini, Liebherr Mining adalah OEM yang menawarkan jajaran excavator terbesar di pasar Indonesia, dari mulai 100 ton hingga 800 ton: R9100, R 9150 B, R 9200, R 9250, R 9350, R 9400, R996 dan R 9800.


