Equipment APP.
back to top
Sunday, October 12, 2025
spot_img
More
    HomeUT Dorong Penggarapan Sektor Nontambang

    UT Dorong Penggarapan Sektor Nontambang

    UT Dorong Penggarapan Sektor Nontambang

    RUPS PT United Tractors

    Kondisi bisnis pertambangan yang masih lesu dengan harga batu bara yang masih berkisar di USD 73-74 per ton tampaknya membuat total demand alat berat pada tahun 2014 tidak akan berbeda jauh dari keadaan tahun 2013 dengan perkiraan sebesar 10.500 unit. Hal tersebut diungkapkan President Director PT. United Tractors Tbk (UT), Djoko Pranoto, kepada wartawan seusai acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Jakarta, Selasa (22/4/2014).

    Namun, Djoko menegaskan, kondisi yang sulit itu justru memacu UT untuk terus menggenjot penjualan pada tahun berjalan, terutama menggarap penjualan di sektor-sektor di luar tambang.  “Justru pada saat seperti ini kita berkeinginan meningkatkan market share. Tahun lalu penjualan Komatsu hanya mencapai 41%. Hingga Maret 2014, penjualan kami meningkat sedikit sebesar 42,3%. Target kami, penjualan Komatsu mencapai 43% pada tahun ini,” ujar Djoko.

    RUPS UT kali ini memutuskan pembagian dividen pada 2013 sebesar Rp 1,92 triliun. Dividen tersebut setara dengan 40 persen laba bersih perseroan pada 2013, dengan rincian Rp 515 per saham. Pembagian saham itu diikuti dengan persetujuan untuk penetapan gaji dan tunjangan direksi perseroan serta honorarium dan tunjangan dewan komisaris perseroan untuk masa jabatan 2014-2015.

    Secara keseluruhan penjualan alat berat pada kuartal pertama tahun 2014 ini relatif flat. Namun, Wakil Presiden Direktur PT. United Tractors Tbk. Gidion Hasan optimistis penurunan di sektor tambang bisa dikompensasi di sektor nontambang. Salah satu ceruk yang dibidik adalah sektor ritel.

    “Strategi kami adalah dengan mencoba melakukan penetrasi di sektor ritel. Salah satu caranya adalah bekerjasama dengan sister company kami yang bergerak di bidang pembiayaan. Diharapkan, implementasi strategi ini bisa menutup sebagian penurunan yang dialami UT di sektor tambang” katanya menambahkan.

    Selama 3 bulan pertama tahun ini, PT. United Tractors Tbk. mencatat penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.211 unit, turun 4,8% dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.272 unit.

    Berdasarkan laporan bulanan perusahaan distributor tunggal mesin-mesin merk Komatsu ini yang dipublikasikan baru-baru ini, terjadi penurunan tajam penjualan ke sektor tambang yaitu dari 51% pada kuartal I/2013 menjadi hanya 36% pada kuartal I/2014. Kondisi serupa terjadi di sektor perkebunan di mana terjadi penurunan penjualan dari 22% menjadi 19%. Terjadi sedikit koreksi penjualan di sektor kehutanan, namun kenaikannya kurang signifikan, yakni dari 9% menjadi 15%. Sementara di sektor konstruksi kenaikannya hanya dari 18% menjadi 30%.

    Dalam kondisi bisnis yang masih lesu itu, Djoko berharap terjadi peningkatan penjualan suku cadang (spareparts) dan jasa servis pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab, biasanya, meski pembelian unit berkurang, namun kebutuhan spareparts dan jasa servis tetap tumbuh.

    Sementara di sektor jasa pertambangan,  UT menaruh harapan besar pada performa anak perusahaannya, PT. Pamapersada Nusantara, yang tahun lalu sempat membukukan record penjualan tertinggi sejak pertama kali berdiri. “Harapannya, tahun ini PAMA tetap growth dalam hal pencapaian produksi batubaranya. Namun, mengingat harga batubara yang tengah jatuh saat ini, diperkirakan overburden-nya akan sedikit turun dibanding tahun 2013,” Djoko menambahkan.

    Selama kuartal I/2014, PAMA berhasil memproduksi batu bara sebanyak 29,3 juta ton, naik 22,6% dari periode yang sama 2013 sebanyak 23,9 juta ton. Sementara untuk pekerjaan overburden removal (OB) turun tipis dari 201,1 juta bcm menjadi 200,6 juta bcm.

    Gidion menambahkan, kondisi harga batubara yang belum baik membuat UT harus berproduksi secara hati-hati.  Diharapkan, pada 2014 ini perseroan dapat melakukan penjualan batu bara di kisaran 6-7 ton.

    Kondisi bisnis yang masih sulit itu memaksa PT. United Tractors Tbk. memangkas alokasi belanja modal (capital expenditure). Gideon mengatakan, pihaknya berencana melakukan efisiensi pada belanja modal. “Namun, kami tetap menargetkan capex sekitar USD250-300 juta. Untuk mencapai angka itu, seluruhnya akan dibiayai oleh hasil usaha dan dana internal perusahaan,” ungkapnya.

    Hingga Maret 2014, capex masih di bawah USD 100 juta. “Sebagian  besar belanja modal umumnya terjadi di kuartal ketiga, paling banyak  untuk heavy equipment replacement di PT. Pamapersada Nusantara,” imbuhnya.

    Menurut Gidion, sepanjang tahun 2014 ini perseroan menyiapkan dana capex guna mengembangkan bisnisnya sebesar US$300 juta. “Kita alokasikan capex itu US$250-300 juta,” imbuhnya. Dana capex tahun ini, seluruhnya bersumber dari kas internal perseroan.

    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments