Equipment APP.
back to top
Saturday, October 25, 2025
spot_img
More
    HomeAftermarketBagaimana memperbaiki pengadaan untuk raih untung besar?

    Bagaimana memperbaiki pengadaan untuk raih untung besar?

    (Kredit foto ilustrasi: Halfpoint via AdobeStock – stock.adobe.com)

    Procurement atau pengadaan barang dan jasa menjadi biaya terbesar dari sebuah perusahaan konstruksi. Menurut sebuah laporan dari lembaga konsultan manajemen, McKinsey, besarnya bisa mencapai 40-70 persen. Dengan meningkatnya inflasi baru-baru ini, maka perusahaan konstruksi harus mencari strategi pengadaan terbaik untuk mengatasi ketidakpastian yang ada di depan mata.

    Dalam survei terbaru yang dilakukan McKinsey dikatakan, tidak sedikit pejabat bagian pengadaan barang dan jasa di perusahaan konstruksi percaya bahwa menerapkan praktik pengadaan terbaik bisa menghemat  biaya pengeluaran hingga 12 persen.

    Lalu kenapa perusahaan konstruksi harus mencari cara terbaik dan efektif dalam hal pengadaan ini sehingga perusahaan tersebut tetapi meraih keuntungan finansial? Menjawab pertanyaan ini, laporan McKinsey itu menyebutkan ada dua faktor. Yang paling pertama dan utama adalah adanya tantangan eksternal seperti terbatasnya kontrol atas spesifikasi dan kompleks proyek, serta terfragmentasi oleh rantai pasok. Kedua, ada tantangan internal seperti masalah sentralisasi dan pola pikir parsial yaitu proyek per proyek.

    Sehubungan dengan itu McKinsey merekomendasikan perlunya menerapkan tiga hal berikut dalam mengoptimalkan pengadaan. Ketiga hal ini, menurut laporan McKinsey tersebut, diyakini akan dapat memperbaiki upaya pengadaan barang dan jasa dari  perusahaan-perusahaan konstruksi.

    Pertama, optimalkan komersialisasi (30 persen). Gunakan kekuatan daya beli untuk membeli barang-barang yang lebih murah. Strategi ini perlu juga dipadu dengan strategi kontrak dengan para pemasok dan kemampuan perusahaan sendiri. 

    Kedua, optimalkan permintaan (50 persen). Belanja dengan jumlah yang tepat dengan cara mengoptimalkan pembelian berdasarkan jumlah sesuai permintaan yang sudah direncanakan dan diperkirakan sebelumnya. Kemudian kurangi stok dan optimalkan laba. Ketiga, optimasi teknis (20 persen). Artinya, belanjalah secara baik berdasarkan desain atau spesifikasi guna mengurangi biaya kepemilikan.

    Baca Juga :  Melihat dari Dekat Pabrik Truk Foton di Beijing

    Ketiga tips tersebut dapat menyokong tiga hal yang umumnya diakui dunia bisnis konstruksi. Pada akhirnya semua ini akan membantu melihat pengadaan sebagai fungsi penciptaan nilai serta cocok dengan alat-alat digital yang menuntut adanya pengetahuan yang mumpuni tentang pemasok dan data pasar sehingga dapat memperbaiki daya saing perusahaan.

    Dalam laporan terbaru tersebut, McKinsey juga menggarisbawahi bagaimana pengoptimalan pengadaan itu di satu sisi dapat menciptakan dekarbonisasi, tetapi pada saat bersamaan bisa meningkatkan pendapatan. McKinsey mengidentifikasi ada tiga cara/tuas atau alat bantu jangka pendek dan tiga tuas jangka panjang yang bisa diterapkan dalam mewujudkan dekarbonisasi sejak dari pengadaan.

    Tiga alat batu bantu atau cara yang dimaksud McKinsey adalah, pertama, menciptakan transparansi untuk peta jalan (footprint) C02 dengan mengembangkan berbagai pendapat tentang lingkaran usia yang utuh dan menetapkan estimasi emisi dalam sumber-sumber material. Sebagai contoh, menilai dampak dari penggunaan bahan berkelanjutan dengan bahan tidak berkelanjutan.

    Kedua, mendapat penjelasan secara rinci tentang bagaimana bahan dan pemasok bisa  berbeda pada biaya dan emisi CO2. Ketiga,  tim pengadaan harus bergandengan tangan dengan para teknisi dan tim manajemen proyek untuk memastikan bahwa terjadi kesesuaian antara biaya yang dikeluarkan dengan emisi CO2 yang dihasilkan.

    Sementara tiga alat bantu jangka panjang yang dimaksudkan McKinsey adalah, pertama, bentuk, latih, dan menarik perhatian para ahli baru untuk membimbing dan merekomendasikan dampak dari bahan dan teknologi alternatif, menilai risiko, dan mengevaluasi pendekatan yang belum terbukti. Kedua, melihat kembali aturan dan tugas yang memungkinkan para pimpinan pengadaan terlibat dalam proyek lebih awal seperti sejak dari proses tender. Ketiga, membiarkan dan membuka kesempatan kepada para spesialis pengadaan untuk mengakses data intelijen pasar sehingga mereka bisa lebih leluasa dan akurat menilai tentang material dan para pemasok.  Sumber: McKinsey

    Baca Juga :  GENIE Umumkan Opsi Baru Untuk Z-62/40 Articulating Boom
    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments