Pesatnya pertumbuhan kecerdasan buatan (AI) yang dikombinasikan dengan meningkatnya permintaan akan solusi-solusi digital yang membantu mengelola proyek-proyek konstruksi telah memicu minat baru dan keinginan yang semakin besar untuk mengadopsi teknologi inovatif.

Matt Desmond, President Agtek, Vice President Heavy Construction, Construction Management Solution di Hexagon membuat sejumlah prediksi tentang perkembangan industri konstruksi global sepanjang 2024. Ia memprediksi empat tren yang bakal terjadi di dunia industri konstruksi sepanjang tahun ini.
Dalam tulisannya yang dimuat di International Construction, Matthew Desmond yang sudah malang melintang di industri konstruksi menyebutkan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan sangat membantu berbagai macam proyek konstruksi. Pengerjaan berbagai proyek juga akan semakin mudah dengan bantuan solusi digital. Apalagi, permintaan pasar untuk mengadopsi teknologi inovasi juga semakin meningkat sekarang ini.
Hal itu terlihat dari rencana para pengambil kebijakan di perusahaan-perusahaan konstruksi. Mereka akan menggelontorkan dana investasi untuk mengembangkan teknologi canggih, sebagaimana tertuang dalam Autonomous Construction Tech Outlook for 2023 dari Hexagon. Lebih khusus lagi, industri konstruksi sekarang ini sedang menyaksikan sebuah pergantian strategis di antara perusahaan-perusahaan progresif menuju integrasi solusi otomasi terintegrasi.
Menurut Matthew Desmond, integrasi teknologi digital yang terus menerus, bila dilakukan secara tepat, akan menempatkan perusahaan-perusahaan konstruksi menjadi lebih kompetitif dan bakal meraih kesuksesan jangka panjang.
Kesimpulan itu diambil berdasarkan survei yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 pemimpin teknologi dari perusahaan-perusahaan kontraktor di Australia, Inggris, dan Amerika Utara oleh Autonomous Construction Tech Outlook. Berdasarkan hasil survei tersebut, kata Matthew Desmond, ada empat hal penting yang bakal menjadi tren industri konstruksi pada 2024 ini.
Kemajuan AI menjadi kunci otomasi
Dampak dari AI pada transendensi konstruksi sudah menjadi berita utama media belakangan ini. Pasalnya, AI secara diam-diam sudah memajukan industri konstruksi selama bertahun-tahun. Sekarang, penerapan AI menjadi yang terdepan dan sangat penting dalam menjalankan industri otomasi.
Kemajuan signifikan pada kekuatan otomasi dan realitas digital cerdas yang luas akan mengubah industri konstruksi menjadi lebih efisien, presisi, aman, dan menguntungkan. Perusahaan-perusahaan yang mengembangkan otomasi pada bidang-bidang penting akan sangat menguntungkan. Perusahaan-perusahaan itu dikatakan akan menjadi lebih aman, efisien, berkelanjutan, akurat, dan menguntungkan.
Namun, untuk itu, pihak perusahaan harus melengkapi tim kerja dan karyawannya dengan berbagai pelatihan yang dilakukan secara terus menerus guna meningkatkan kemampuan mereka pada bidang solusi digital. Pelatihan dan peningkatan kapasitas karyawan tersebut dimaksudkan untuk menutup jurang pemisah keterampilan digital. Dan, ini harus menjadi prioritas penting. Karena itu, investasi untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menjadi sesuatu yang yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan.
Teknologi “menyempurnakan” pekerjaan, bukan mematikannya
Sektor konstruksi bergulat dengan kurangnya pekerja-pekerja terampil, yang berdampak pada jadwal, anggaran proyek, dan pengajuan penawaran. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan alat-alat berat harus menggaet orang-orang muda berbakat dan pada saat bersamaan melakukan integrasi teknologi secara strategis. Menurut Autonomous Tech Outlook, 84% perusahaan konstruksi sudah melibatkan teknologi otomasi dalam beberapa operasional mereka.
Bertentangan dengan kekhawatiran mengenai hilangnya banyak pekerjaan, kemajuan-kemajuan teknologi teknologi tidak mematikan pekerjaan tetapi “menyempurnakan” pekerjaan-pekerjaan yang ada. Sebab, solusi digital akan menciptakan efisiensi dan mencegah terjadinya pengerjaan yang berulang. Memang diakui, penggunaan teknologi otomasi akan memangkas jumlah tenaga kerja manusia. Namun pada saat bersamaan teknologi otomasi akan memaksa orang-orang untuk memiliki kemampuan-kemampuan spesial atau unik. Selain itu, penggunaan teknologi otomasi juga akan menekan risiko kerja secara signifikan.
Produktivitas dan keuntungan berjalan seiring dengan keberlanjutan
Sebagaimana terungkap dalam Construction Tech Outlook dari Hexagon, keberlanjutan adalah prioritas utama bagi perusahaan-perusahaan selama 3-5 tahun ke depan. Untuk mencapai manfaat-manfaat keberlanjutan dalam jangka waktu tersebut dan memenuhi ekspektasi industri serta permintaan pelanggan, perusahaan-perusahaan perlu menerapkan praktik yang lebih berkelanjutan sekarang.
Menurut Laporan Status Global untuk Bangunan dan Konstruksi dari PBB, industri ini menyumbang sekitar 37% emisi karbon dioksida terkait energi dan proses secara global. Oleh karena itu, upaya holistik dilakukan untuk menjadikan proses lebih otonom, akurat, sehingga mengurangi pemborosan dan emisi yang tinggi.
Otomasi dan digitalisasi adalah dua pilar utama dalam praktik konstruksi berkelanjutan. Akurasi di awal, terutama dalam mengukur dan menilai pekerjaan, akan dapat meminimalisasi jumlah sampah yang dihasilkan. Selain itu, juga akan menekan waktu kerja alat serta menghemat penggunaan bahan bakar.
Akurasi sejak awal serta proses pemutakhiran secara berkala juga akan mengurangi terjadinya pengerjaan ulang dan proses berlebihan. Dengan begitu maka produktivitas, keuntungan, dan keberlanjutan saling terkait satu sama lain. Lebih dari itu, dengan akurasi sejak awal, maka perusahaan akan dapat berinvestasi lebih banyak dalam menghasilkan solusi-solusi teknologi lebih canggih lagi guna terus membenahi dan memperbaiki seluruh proses industri alat-alat konstruksi.
Mesin Kontrol, Konektivitas Awan, dan AI Jadi Investasi Utama
Menurut survei, 79 persen perusahaan memiliki rencana investasi rata-rata sebesar 7,1 juta dolar Amerika Serikat dalam bidang solusi otomasi selama tiga tahun ke depan. Menyadari betapa pentingnya mesin kontrol dan teknologi otomasi berbasis AI dalam mengembangkan produktivitas dan keberlanjutan, maka prioritas utama perusahaan-perusahaan konstruksi dalam rencana investasi 2024 adalah dalam bidang solusi teknologi otomasi.
Lebih khusus lagi, perusahaan-perusahaan tersebut akan menaruh perhatian utama pada perangkat lunak otomasi umum, mesin kontrol, dan konektivitas awan (cloud connectivity) dan berbagai solusi yang memungkinkan adanya analisis dan umpan balik secara terus menerus (real time). Selain itu, perusahaan-perusahaan tersebut akan berinvestasi pada AI yang berbasis solusi perangkat lunak agar menghasilkan proses yang lebih cepat dengan mengurangi penggunaan jumlah tenaga manusia yang minim nilai tambah.
Dari keempat analisis tersebut, mengutip Hexagon, Matthew Desmod kemudian menyimpulkan bahwa pada 2024 ini solusi otomasi di industri konstruksi bukan lagi sebuah pilihan strategis, melainkan sudah menjadi suatu keharusan agar semakin sukses. Pasalnya, solusi teknologi otomasi akan semakin menciptakan efisiensi, menjamin keamanan, dan keuntungan. Solusi teknologi otomasi ini sama sekali tidak membunuh lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja manusia, tetapi justru menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih terampil sehingga membutuhkan tenaga-tenaga kerja manusia yang memiliki keterampilan yang mumpuni pula.
Lebih dari itu, dengan solusi teknologi otomasi, industri konstruksi akan menjamin dan memastikan praktik kerja yang lebih aman, efisien, dan jauh lebih akurat. Namun untuk itu, perusahaan-perusahaan harus menginvestasikan lebih banyak uang pada perangkat lunak, mesin kontrol, konektivitas awal, dan AI. Investasi dalam bidang-bidang ini diyakini akan menciptakan transformasi pada industri alat-alat berat konstruksi serta menjamin keberlanjutan pada masa mendatang. Sumber: International Construction


