Gejolak harga batubara yang makin liar akhir-akhir ini tidak menyurutkan pasar alat-alat tambang. Permintaan alat di sektor tambang masih tinggi. Mengapa?

PT United Tractors Tbk (UNTR) terus memimpin penjualan alat-alat berat sepanjang tahun berjalan 2023. UNTR membukukan peningkatan penjualan alat berat Komatsu doubel digit menjadi 2.669 unit sepanjang Januari-Mei 2023. Investor Relations UNTR Ari Setiawan mengatakan, realisasi itu naik 11,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak 2.400 unit.
Peningkatan penjualan alat berat didorong oleh naiknya permintaan dari sektor pertambangan 64% dan konstruksi 15%. Penjualan alat berat ke sektor kehutanan sebesar 11% dan sisanya 7% ke sektor perkebunan. “Penjualan Komatsu pada Mei 2023 mencapai 553 unit. Pangsa pasar Komatsu per Mei 2023 mencapai 32% di pasar alat berat,” tulisnya dalam laporan bulanan, dikutip Jumat (7/7/2023).
Selama 5 bulan pertama 2023, unit usaha UNTR di bidang kontraktor penambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 18,07% menjadi 47,7 juta ton per Mei 2023 dari 40,4 juta ton pada periode yang sama.
Adapun volume pekerjaan pengupasan lapisan tanah (overburden removal atau OB) naik 20,29% year-on-year (YoY) menjadi 426,3 juta bank kubik meter (bcm) dari sebelumnya 354,4 juta bcm per Mei 2022. Tambang batubara milik UNTR, PT Tuah Turangga Agung (TTA) menjual 5,24 juta ton sepanjang Januari-Mei 2023. Realisasi itu naik tipis 1,94% dari 5,14 juta ton per Mei 2022.
Secara bulanan, penjualan batu bara TTA mencapai 947.000 ton yang terdiri atas batu bara termal 707.000 ton dan batu bara metalurgi 240.000 ton. Penjualan batu bara tersebut turun dari April 2023 sebanyak 1,31 juta ton.
Sementara itu, unit usaha United Tractors di bidang pertambangan emas dijalankan oleh PT Agincourt Resources. PT Agincourt Resources mencatatkan total penjualan setara emas dari tambang emas Martabe mencapai 792.198 troy ons per Mei 2023, turun 23,68% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 120.806 troy ons.
Terbaru, sebagai distributor eksklusif Komatsu di Indonesia, UNTR menyampaikan apresiasi kepada PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining) yang melakukan investasi sebanyak 15 unit Excavator Hybrid Komatsu HB365-1. Widjaja Kartika, Direktur UNTR, mengemukakan UNTR akan terus berupaya mendukung keberlanjutan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup. “Salah satunya melalui kehadiran HB365-1 yaitu Excavator hybrid kelas 30 ton pertama di Indonesia,” katanya saat acara serah terima 15 unit excavator tersebut kepada KPP Mining, Selasa (4/7/2023).
Investasi 15 unit Excavator Hybrid Komatsu HB365-1 ini merupakan langkah nyata komitmen KPP Mining untuk mengurangi emisi karbon dalam operasinya sebagai kontraktor tambang. Adapun 15 unit ini akan diaplikasikan pada tambang mineral nikel PT Stargate Pasific Resourced (SPR) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.
Produk Excavator Hybrid Komatsu HB365-1 ini menggunakan komponen hybrid yang lebih tahan lama dan andal dalam memanfaatkan energi listrik. Produk ini dapat menghasilkan performa bertenaga dan membantu mengurangi jejak emisi hingga 13 kg per jam, serta hemat konsumsi bahan bakar hingga 17% jika dibandingkan dengan excavator model non-hybrid.
Sementara itu, Rapinis Mutiara, Direktur Utama KPP Mining, dalam keterangannya mengemukakan penggunaan unit Excavator Hybrid Komatsu HB365-1 merupakan bentuk komitmen KPP Mining terhadap isu Environmental, Social, dan Governance (ESG), terutama dalam rangka pengurangan emisi karbon melalui penggunaan energi baru terbarukan.
Widjaja menambahkan, melalui kerja sama ini, Grup UNTR akan terus berupaya untuk menghadirkan produk dan layanan terbaik yang dapat mendukung keberhasilan dari seluruh mitra bisnis kami. “Grup UNTR memiliki komitmen untuk menjadi mitra terpercaya bagi pelanggan dengan memberikan solusi dan nilai tambah, serta selalu mendukung terwujudnya keberlanjutan dan kelestarian lingkungan,” ujar Widjaja.
KOBX keluarkan produk baru

Tidak ketinggalan, perusahaan alat berat PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) juga menggenjot pendapatan dengan meluncurkan sejumlah produk baru. Martio, Direktur KOBX, mengemukakan perseroan mengeluarkan beberapa produk baru pada tahun 2023.
“Kami menambah produk SCM Bulldozer-China, Shantui Mini Excavator dan Wheel Loader-China, Compactor Zoomlion-China, dan Vacuum Industri Sibilia-Italia. Pada tahun 2023, kami mulai memasarkan excavator 20 ton Develon (Doosan) di Kalimantan,” katanya pada acara paparan publik di Jakarta, dikutip Jumat (07/7/2023.
Terkait dengan strategi perseroan di tahun 2023, khususnya memasuki semester II tahun ini, Martio menjelaskan, perseroan berupaya meningkatkan penjualan melalui pengembangan pasar di seluruh sektor, meningkatkan penjualan kepada pelanggan-pelanggan yang berkualitas, meningkatkan penjualan up-selling, down-selling, dan cross-selling melalui kolaborasi antar grup.
Tidak cuma itu. Perseroan juga mengoptimalkan supply chain unit dan spare parts yang efektif dan efisien guna memenuhi kebutuhan pelanggan. “Perseroan juga melakukan transformasi digital atas operasional dan bisnis melalui sistem epicor,” katanya.
Martio menambahkan, KOBX membagikan dividen tunai sebesar 36,5% dari laba bersih tahun 2022. “Sesuai hasil RUPS, pembagian dividen sebesar Rp22,725 miliar atau Rp10 per lembar saham direalisasikan pada tanggal 10 Juli 2023,” katanya.
Pada triwulan I 2023, KOBX telah membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp63,46 miliar, tumbuh 12,24% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp56,54 miliar.
INTA mampu membalikkan keadaan

Kerja keras selama tahun berjalan juga ditunjukkan manajemen PT Intraco Penta Tbk (INTA). Perseroan mampu membalikkan keadaan dari rugi menjadi untung. INTA berhasil membukukan laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp6,96 miliar pada triwulan I 2023. Padahal, pada triwulan I 2022 perusahaan menderita rugi bersih sebesar Rp25,09 miliar.
Pencapaian laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan, berkurangnya beban administrasi dan beban keuangan perseroan selama triwulan I 2023. Perseroan mencetak pendapatan usaha sebesar Rp251,58 miliar hingga akhir triwulan I 2023. Jumlah ini meningkat 49,33% secara tahunan dibandingkan pendapatan usaha INTA pada triwulan I 2022 sebesar Rp168,47 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di BEI, dikutip Jumat (07/7/2023), pendapatan usaha INTA pada triwulan I 2023 didominasi oleh penjualan alat-alat berat dan suku cadang, yakni sebesar Rp221,51 miliar. INTA juga memiliki pendapatan usaha dari segmen jasa persewaan dan perbaikan sebesar Rp28,35 miliar dan manufaktur sebesar Rp1,72 miliar.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan INTA naik 47,27% YoY menjadi Rp196,22 miliar pada triwulan I 2023. Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya, beban pokok pendapatan INTA tercatat sebesar Rp133,24 miliar. Beban penjualan INTA juga bertambah 9,57% menjadi Rp16,94 miliar pada triwulan I 2023, dibandingkan beban penjualan pada triwulan I 2022 sebesar Rp15,46 miliar.
Akan tetapi, beban umum dan administrasi INTA dapat ditekan turun 26,69%, dari Rp15,46 miliar pada triwulan I 2022 menjadi Rp14,53 miliar pada triwulan I 2023. Setali tiga uang, beban keuangan INTA juga terpangkas 34,20%, dari Rp32,69 miliar menjadi Rp21,51 miliar pada triwulan I 2023. Inilah yang membuat INTA mampu meraih laba bersih sebesar Rp6,96 miliar pada triwulan I 2023.
Bagaimana dengan perusahaan penyedia alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)? Perseroan tetap melirik peluang bisnis penjualan alat berat tahun ini. HEXA telah membukukan pendapatan sebesar US$410,36 juta di triwulan keempat tahun 2022. Jumlah ini naik sekitar 32,92% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar US$308,87 juta.
Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian, dikutip Jumat (07/7/2023), pendapatan HEXA ditopang oleh penjualan alat berat kepada pihak ketiga dan pihak berelasi masing-masing sebesar US$249,92 juta dan US$8,61 juta.
Penjualan suku cadang kepada pihak ketiga dan pihak berelasi berkontribusi masing-masing sebesar US$95,36 juta dan US$213 ribu. Sementara pendapatan jasa pemeliharaan dan perbaikan kepada pihak ketiga dan pihak berelasi masing-masing berkontribusi sebesar US$52,05 juta dan US$3.162. Lainnya berasal dari pendapatan jasa penyewaan alat berat kepada pihak ketiga dan pihak berelasi masing-masing sebesar US$4,18 juta dan US$10.849.
Beban pokok pendapatan HEXA terlihat menurun menjadi US$325,27 juta dari sebelumnya US$227,21 juta. Dari kinerja sepanjang tahun 2022, HEXA mengantongi laba bersih sebesar US$34,98 juta. Jumlah ini sedikit menurun dari laba bersih tahun 2021 yang mencapai US$38,91 juta. (EI)


