JAKARTA, Equipment Indonesia – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dijadwalkan akan hadir dan membuka Mineral & Batubara Convention – Expo (Minerba Convex 2025) yang berlangsung pada 15-16 Oktober 2025 mendatang.
Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilowati dan Ketua Panitia Minerba Convex 2025, Resvani, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 8 Oktober 2025.
Minerba Convex 2025 adalah acara yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Minerba Kementerian ESDM dan didukung oleh 11 asosiasi subsektor yang bergerak di industri pertambangan. Beberapa ketua dan sekretaris eksekutif asosiasi-asosiasi itu juga hadir dalam jumpa pers tersebut.
Resvani menjelaskan, Minerba Convex ini sangat penting dan patut didukung oleh semua pihak karena industri mineral dan batubara menjadi salah satu penyumbang terbesar untuk Gross Domestic Bruto (GDP) nasional Indonesia. Bahkan kontribusi Minerba sudah melewati minyak dan gas bumi yang pada masa keemasannya menjadi penyumbang terbesar bagi perekonomian nasional.
Namun, lanjut Resvani, untuk semakin meningkatkan sumbangan industri Minerba pada GPD Indonesia, maka industri ini harus didorong untuk terus bertumbuh dan dikelola secara baik sejak dari hulu sampai hilir. Industri ini, kata dia, tidak boleh berhenti hanya pada hilirisasi terhadap semua sumber daya alam yang dimiliki dan saat ini sedang berjalan, tetapi juga harus bisa terus didorong menjadi industri.
Bila ini bisa terwujud maka target pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bukan sesuatu yang mustahil tercapai.
Selain itu, industri ini juga membuka dan memberikan kesempatan kerja yang sangat besar terutama untuk daerah-daerah pedalaman karena lokasi-lokasi tambang baik mineral maupun batubara yang mayoritas berada di kawasan pedalaman.
Perlu Inovasi dan Kolaborasi
Pada bagian lain Resvani menjelaskan bahwa untuk mendorong kemajuan pada industri Minerba ini maka inovasi dan kolaborasi menjadi sangat penting dan menjadi dua kata kunci. “Itu sebabnya kami mengangkat tema pada Minerba Convex 2025 ini adalah Driving Sustainable Growth Through Innovations and Collaboration“.
Inovasi yang melahirkan teknologi-teknologi baru dan canggih akan sangat menentukan bermanfaatnya sumber daya alam yang dimiliki bagi kemajuan bangsa dan kesejahtareaan rakyat Indonesia sendiri.
Namun untuk itu kerja sama dengan semua pemangku kepentingan juga mutlak perlu, termasuk dengan organisasi kemasyarakat dan kelompok masyarakat sipil (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang memiliki perhatian pada isu-isu pertambangan dan lingkungan hidup.
Resvani juga memastikan bahwa pengelolaan sumber daya alam yang ada di Indonesia ini dilakukan secara berkeadilan, transparan, dan memperhatikan masalah lingkungan hidup, termasuk juga terus berupaya menekan emisi karbon. Salah satu contohnya adalah bahwa industri pertambangan saat ini sudah menjalankan kebijakan pemerintah menggunakan bahan bakar biodiesel sebagai salah satu upaya menekan emisi karbon yang dihasilkan industri Minerba.
Sementara untuk mencapai misi net zero emission pada 2060, tambah Siti Sumilah Rita Susilowati, Pemerintah Indonesia menjalankan sejumlah kebijakan. Salah satu di antaranya dengan menangkap karbon untuk kemudian dipakai kembali atau ditanamkan ke perut bumi. Meskipun dia mengakui bahwa teknologi ini masih sangat mahal. “Tetapi itu yang dilakukan pemerintah saat ini,” timpalnya menjawab pertanyaan wartawan. [EI]