Volvo Construction Equipment, Raja Rimba Kalimantan
Perusahaan penyedia energi listrik terkemuka, Korea Electric Power Industrial Development Co, Ltd (KEPID), bekerja sama dengan perusahaan batubara raksasa asli Kalimantan, Hasnur Group, menggunakan mesin-mesin berbahan bakar paling efisien untuk melancarkan operasi mereka.
Banjarmasin – ibukota Kalimantan Selatan – terletak di sebuah pulau delta. Dikenal sebagai Kota Sungai, kota ini dikelilingi pula oleh hutan yang kaya batubara, dan daerah ini telah menjadi pusat operasi pertambangan yang mengandalkan sungai untuk mengangkut batubara ke seluruh Indonesia.
Meski industri pertambangan di Indonesia mengalami kelesuan dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak usaha tambang yang secara drastis mengurangi atau bahkan menghentikan operasi-operasi mereka di Kalimantan, Hasnur Group – didirikan pada tahun 1966 oleh seorang pengusaha asli Kalimantan – telah melakukan diversifikasi penawaran layanan dan basis pelanggannya untuk menekan dampak penurunan industri tambang batubara.
Kepedulian perusahaan ini terhadap masalah kesehatan, keselamatan dan lingkungan tercermin dalam praktik pertambangan yang bertanggung jawab, mengikuti visi pemerintah untuk melakukan konservasi dan kegiatan penambangan yang berkelanjutan.
Pertambangan telah menjadi bagian penting dari pembangunan ekonomi Kalimantan, namun pada masa lalu kegiatan tambang telah berdampak negatif terhadap lingkungan. Hasnur Group menerapkan perencanaan strategis, pendidikan dan pelatihan untuk mengelola operasinya secara bertanggung jawab dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dan konservasi habitat alam pulau itu.
Perusahaan ini memulai usahanya di bidang transportasi sungai. Namun, penguasaannya yang begitu bagus terhadap budaya dan bahasa setempat membuat bisnisnya makin berkembang dengan merambah usaha pembuatan galangan kapal dan pemeliharaan – sebelum beralih ke bisnis pertambangan barubara dan bijih besi belakangan ini. Hasnur Group kemudian bekerja sama dengan mitra asing untuk mengekspor produknya ke seluruh dunia, termasuk perusahaan penyuplai listrik yang berbasis di Korea Selatan, KEPID, melalui anak usahanya di Indonesia, PT KEPID Teknology Indonesia.
Efisiensi bahan bakar
Bertempat di salah satu pelabuhan sungai di wilayah Kalimantan Selatan, sekitar 200 km dari Banjarmasin, PT KEPID Teknology menangani batubara yang tiba dari lokasi tambang melalui truk. Di lokasi itu terdapat lima unit Volvo Construction Equipment (Volvo CE) jenis Wheel Loader L220G yang memindahkan batubara yang sudah dilebur dari stockpile ke conveyor sebelum kemudian dikirim ke kapal pengangkut yang sedang menunggu.
Dengan menggunakan mesin-mesin yang beroperasi selama 17 jam sehari, konsumsi bahan bakar menjadi perhatian utama site manager, Lee Kwang Hun, yang mencatat bahwa 40% dari biaya penanganan batubara per ton adalah diesel.
“Setelah menggunakan mesin-mesin Volvo dalam operasi-operasi kami di Tanjung Jati, Jawa Tengah, kami yakin bahwa konsumsi bahan bakar akan memenuhi kebutuhan kami,” jelas Lee. “Tetapi pada kenyataannya, efisiensi pemakaian bahan bakar bakar melebihi harapan kami – wheel loader menghabiskan sekitar 20 liter per jam. Kami sangat senang dengan ini karena penghematan bahan bakar berdampak signifikan terhadap bisnis kami.”
Seorang operator berpengalaman, SA Juki, telah mengoperasikan banyak merek wheel loader sepanjang karirnya. Ia mengungkapkan, “Khusus untuk aplikasi bongkar muat, mesin-mesin Volvo mengkonsumsi bahan bakar 40 % lebih rendah daripada merek lain. Sementara dalam aplikasi dozing menghabiskan kurang dari 20 liter bahan bakar per jam. Konsumsi bahan bakar sangat rendah,” katanya.
Beban penuh sepanjang waktu
Daniel Krismantoro, manajer operasi di PT KEPID Technology, sangat terkesan dengan kinerja wheel loader Volvo sejak 600 jam operasi pertama. Hal tersebut membuat Hasnur Group tengah mempertimbangkan untuk mengalihkan armada besar mereka ke merek Volvo. “Salah satu fitur unik dari loader Volvo yang sangat relevan dengan operasi penanganan batubara adalah TP linkage,” katanya. “Dengan menjaga gerakan ke atas dan ke bawah benar-benar paralel, tidak ada tumpahan material selama pemuatan. Ini adalah keuntungan besar dibandingkan Z-bar linkage biasa,” tutur Daniel.
Daniel juga membeli excavator hidrolik Volvo EC480DL dan compactor Volvo SD110 untuk mendukung operasinya. Excavator digunakan untuk mengurai timbunan batubara, sementara compactor digunakan untuk menjaaga daerah bongkar muat tetap rata. “Unit-unit loader dan excavator tersebut keduanya ditenagai oleh engine Volvo D13 dan memiliki suku cadang yang sama,” kata dia. “Engine itu sangat bertenaga, tetapi apa yang paling bermanfaat bagi kami adalah bahwa kami bisa menyimpan suku cadang yang bisa dipakai bersama untuk semua mesin.”
Pengangkutan suku cadang ke pulau-pulau yang tidak berpenghuni lebih menantang dibandingkan dengan pengiriman biasa. Meskipun pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur di wilayah-wilayah tersebut, sebagian besar ruas jalan yang ada dibangun pihak swasta, dimiliki dan dikelola sendiri oleh konglomerat tambang batubara. Banyak jalan yang tidak beraspal dan berlubang, sehingga kecepatan di banyak tempat tidak bisa dipacu melebihi 40km/jam. Jika melakukan perjalanan jarak jauh, waktu tempuhnya bisa lima kali lebih lama dari perjalanan di rute beraspal.
Heri Krisdiyanto, manajer bisnis di PT Volvo Indonesia, menjelaskan, PT Intraco Penta Prima Servis (IPPS), jaringan dealer Volvo yang mencakup Kalimantan, Sulawesi dan Maluku, terus berinvestasi untuk memperluas kemampuan mencapai lokasi-lokasi terpencil. Tetapi dengan suku cadang yang di-delivery ke Banjarmasin – dengan perjalanan hampir tiga jam – pihaknya menyarankan para customer untuk menyimpan beberapa parts di lokasi kerja mereka. “Dengan menggunanakan suku cadang bersama untuk semua peralatan konstruksi kami, kami bisa melatih staf-staf lapangan bagian perawatan bagaimana menjaga mesin-mesin itu tetap dalam kondisi prima, guna memaksimalkan uptime.” Paparnya.
Melihat ke depan
Pada Third Annual Indonesia Mining 2014 Conference yang diadakan di Bali Februari lalu, ahli-ahlli di industri (pertambangan) dan badan-badan terkait memberikan suatu gambaran mengenai outlook industri pertambangan saat ini dan pada masa mendatang. Meskipun Indonesia masih melewati periode ketidakpastian politik hingga pemerintahan baru benar-benar stabil, para ahli itu berantisipasi dengan menyatakan bahwa industri batubara akan membaik pada paruh kedua tahun 2015.
Untuk PT KEPID Teknology, bisnis berjalan seperti biasa dan operasi penanganan batubara di pelabuhan sungai terus berlangsung. Perusahaan akan bekerja sama dengan agen lokal, IPPS, untuk merencanakan kelanjutan layanan dan pemeliharaan armada Volvo-nya. “Mengantisipasi setiap investasi besar yang harus kami lakukan pada masa mendatang sangat penting bagi arus kas kami,” jelas Lee.
“Layanan yang dealer kami tawarkan untuk membantu kami merencanakan pertukaran komponen atau melakukan overhauling mesin betul-betul berguna. Kami tidak berharap untuk mengeluarkan biaya besar sebelum 14.000 jam operasi,” tutupnya. EQ


