Combine Harvester CROWN
PT. Rutan mengembangkan Combine Harvester merk CROWN yang menggabungkan tiga fungsi sekaligus: pemotongan, perontokan dan pembersihan.

Teknologi mesin pertanian di Indonesia berkembang makin pesat. Seiring dengan upaya keras Pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla meningkatkan produksi padi, misalnya, kalangan produsen kian inovatif mengembangkan mesin-mesin yang cara kerjanya efektif dan efisien mulai dari penyiapan dan penggarapan lahan (sawah) hingga pemanenan.
Awal tahun ini, contohnya, Presiden Jokowi menyerahkan ribuan traktor tangan kepada para petani di berbagai daerah untuk memudahkan penggarapan lahan. Mekanisasi pertanian diyakini membawa banyak manfaat, terutama meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktivitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani.
Menyadari pentingnya mekanisasi pertanian, PT. Rutan, yang dikenal sebagai salah satu pionir mesin pertanian di Indonesia, mengembangkan teknologi (mesin) baru untuk teknik pemanenan, Combine Harvester merk CROWN. Menurut Kepala Cabang PT. Rutan untuk wilayah Sumatera Selatan, Rendra Nasution, sebagaimana mesin-mesin Rutan lainnya, pengembangan teknologi anyar ini disesuaikan dengan kondisi dan karateristik pertanian di Indonesia. “Rutan selalu mengembangkan mesin-mesin pertanian yang sesuai dengan kondisi lokal,” ujarnya ketika berbicara dengan Majalah Equipment di Palembang, awal Maret lalu.
Rendra menuturkan, PT. Rutan mengembangkan sendiri produk ini sejak tahun 2012 setelah mempelajari jenis peralatan yang paling dibutuhkan para petani sejalan dengan berkembang sistem mekanisasi pertanian di Indonesia dewasa ini. Kondisi lahan pertanian di berbagai daerah berbeda-beda. Ada lahan basah (berawa) dan sebagian berupa lahan kering.
Di sisi lain, para petani semakin kesulitan mendapatkan para buruh untuk bekerja di sawah karena mereka lebih suka menjadi pekerja pabrik. Kalau pun ada yang bersedia bekerja di sawah, tetapi upahnya mahal. “Alat ini benar-benar menjadi solusi bagi para petani karena mampu mengatasi persoalan-persoalan tersebut,” ujar Rendra lagi.
Bagaimana cara kerja Combine Harvester Crown? Rendra bilang, mesin ini menggabungkan tiga fungsi sekaligus: pemotongan, perontokan hingga pembersihan. Sebab itu dinamakan combine harvester. “Dengan memasarkan combine harvester ini, PT. Rutan memperkenalkan cara kerja baru kepada para petani,” ujarnya berpromosi.
Dengan mengoperasikan alat pemanen ini, para petani tidak perlu lagi memobilisasi banyak orang untuk memotong padi menggunakan sabit, dan bulir-bulir padi yang sudah rontok pun tidak perlu diangin-anginkan lagi, juga tidak perlu menghabiskan waktu selama berhari-hari untuk memanen. “Hanya dengan bantuan tiga orang pekerja, combine harvester ini dapat memanen satu hektar sawah dalam satu jam,” Rendra meyakinkan.
Apa misi utama Rutan mengembangkan Combine Harvester Crown? Tujuan utamanya, urai Rendra, adalah untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para petani. “Selama ini para petani kesulitan mendapatkan tenaga kerja. Ongkos tenaga kerja juga semakin mahal. Selain itu, teknik manual sering tidak efektif karena banyak bulir padi yang jatuh. Dengan sistem kerja combine harvester, volume bulir-bulir padi yang terbuang dapat diminimalisir sesedikit mungkin. Hal ini sejalan dengan tujuan lain memperkenalkan alat ini, yakni untuk meningkatkan hasil panen.”
Kecepatan kerja mesin ini sangat bergantung pada kondisi sawah. Dengan merujuk pada pengalaman para petani pada sawah berawa di Sumatera Selatan, Rendra mengatakan satu hektar lahan dapat dituntaskan hanya dalam satu jam saja. “Bayangkan jika alat ini bekerja di bentangan sawah yang kering, kecepatannya akan lebih tinggi lagi,” ucapnya.
Dari sisi operasional, mesin ini mudah dijalankan, dan tidak diperlukan keahlian khusus. Kalau operator sudah bisa menjalankan traktor, maka dia tidak akan kesulitan mengoperasikan mesin harvester ini, lanjut Rendra.
Rendra juga mengklaim Combine Harvester Crown ini mudah dirawat dan tergolong mesin yang bandel. “Mesin ini didesain supaya tahan menghadapi air bahkan lumpur. Bekerja di medan yang sulit seperti lahan yang berawa, harvester ini handal dan bandel,” kata dia.
Mesin pemanen yang dikembangkan PT. Rutan ini membidik tiga kategori pelanggan, yakni petani pemilik lahan, pengepul padi (agen-agen pengumpul padi) dan para pengusaha pabrik beras, serta jasa rental. Petani-petani dengan lahan pertanian yang luas, kata Rendra, lebih menguntungkan jika memiliki sendiri unit ini untuk kegiatan pemanenan. Para pengepul padi dan beras lebih diuntungkan dengan memiliki alat ini karena mereka bekerja sama dengan para petani untuk mendapatkan padi dan beras yang bermutu bagus. Artinya, mereka menggunakan mesin ini untuk memanen padi-padi yang mutunya bagus.
Namun, ke depan pasar yang akan digarap adalah jasa rental. Mereka yang akan menyewakan mesin ini kepada para petani. Menurut Rendra, pihaknya membidik segmen pasar yang satu ini karena kembalian investesinya, jika disewakan, sangat cepat. Dia mencontohkan ongkos pemanenan per hektar di area Sumatera Selatan (lahan pasang surut) sekitar Rp 3 juta per hektar. Dalam sehari alat ini bisa memanen hingga lima hektar dalam sehari. Biaya tersebut sudah termasuk bahan bakar, sekitar 30 liter per hari untuk penggarapan sekitar 5 hektar. “Hitung saja berapa pendapat pemilik alat pada saat musim panen?” ujarnya sembari menggambarkan untung dari investasi mesin ini.
Sementara nilai investasi per unitnya kurang lebih seharga kendaraan Innova, antara Rp 250 hingga Rp 300-an juta per unit bergantung kelengkapannya. “Nilai investasinya relatif murah tetapi kembalian modalnya sangat cepat, bisa hanya dalam satu musim panen sudah impas.”
Sayangnya, meski sangat prospektif, Rendra mengatakan, hingga kini jasa leasing masih ogah membiayai pembelian mesin-mesin harvester ini sehingga petani-petani yang bermodal cekak masih kesulitan untuk memilikinya. “Mungkin karena harganya murah, tidak seperti harga alat berat yang miliaran,” imbuhnya berspekulasi.
Rendra optimistis, pasar mesin-mesin combine harvester ini semakin terbuka seiring dengan kebijakan Pemerintahan Jokowi untuk terus mendorong kebijakan mekanisasi pertanian. @



