Equipment APP.
back to top
Saturday, October 25, 2025
spot_img
More
    HomeBusinessConcrete Machinery Daswell Percepat Pembangunan Infrastruktur Indonesia

    Concrete Machinery Daswell Percepat Pembangunan Infrastruktur Indonesia

    PT Daswell Group Indonesia menawarkan Concrete Pump & Mobile Batching Plant merek Daswell untuk membantu percepatan proyek-proyek infrastruktur di daerah-daerah terpencil.

    Rezaldy, General Manager PT Daswell Indonesia Group, bersama timnya berpose di samping mesin Slef-loading Mobile Bacthing Plant merek Daswell. Foto: Daswell Indonesia

    Meski belum genap berusia dua tahun dipasarkan di Indonesia, dua jenis alat konstruksi merek Daswell yaitu Concrete Pump (Pompa Beton) dan Self-loading Mobile Batching Plant yang dijual oleh PT Daswell Group Indonesia laris manis. Salah satu kunci sukses perusahaan ini adalah memasarkan produk-produk yang menyasar pasar ceruk yang tidak dibidik oleh produk-produk sejenis.

    Concrete machinery Daswell membidik pekerjaan pembetonan dan pengecoran di daerah-daerah terpencil. Selain itu, cara kerja alat-alat tersebut menawarkan keuntungan investasi yang lebih cepat, sementara nilai investasinya sangat kompetitif, sebagaimana disampaikan General Manager PT Daswel Group Indonesia, Rezaldy MT, saat berbincang-bincang dengan Equipment Indonesia di kantornya baru-baru ini.

    “Pasar sedang membutuhkan mesin-mesin yang tepat, praktis dan efisien untuk  untuk pekerjaan pembetonan. Cara kerja concrete machinery Daswell simpel, hanya membutuhkan sedikit personil, tetapi sudah bisa mengerjakan keseluruhan proyek pembetonan,” jelas Rezaldy tentang rahasia mengapa alat-alat yang dijualnya mudah diterima di Indonesia. 

    Rezaldy berpose di depan mesin Concrete Pump Daswell.

    Ia melanjutkan, mesin-mesin pembetonan Daswell menyasar pasar menengah ke bawah, seperti kontraktor-kontraktor kecil yang mengerjakan proyek-proyek pemerintah daerah (Pemda) seperti pembangunan jalan dan jembatan, gedung sekolah, perkantoran, rumah sakit umum daerah dan lain-lain.

    “Kontraktor-kontraktor besar memang membutuhkan alat-alat yang lebih komplit yang memang sudah standarnya mereka. Jadi, kalau proyek-proyek menengah seperti proyek rumah sakit umum daerah, proyek sekolah negeri, proyek jembatan dan dermaga dikerjakan kontraktor-kontraktor kecil. Kebanyakan kontraktor-kontraktor seperti ini mendapat proyek dari Pemda, terutama di kalangan kontraktor-kontraktor kelas menengah ke bawah yang anggarannya terbatas dan hanya bisa mengerjakan proyek-proyek di bawah Rp 30 miliar,” jelas Rezaldy.

    Baca Juga :  HCMI Perkuat Potensi Pasar Hyundai di Indonesia

    Ia menambahkan, karena pelanggan-pelanggan yang disasar adalah kelas menengah ke bawah, maka kebanyakan proyek mereka berada di daerah-daerah pelosok. Dan, mesin-mesin beton Daswell tersebut dapat menjangkau daerah-daerah pelosok karena posturnya yang kompak.

    Segmen lain yang menjadi konsumen alat-alat konstruksi buatan Daswell adalah perkebunan kelapa sawit. “Di area perkebunan kelapa sawit terdapat jalur-jalur jalan yang harus dibeton untuk memudahkan akses dan mobilitas alat-alat angkut,” ujarnya.

    Selain itu, kata Rezaldy, mesin-mesin pembetonan Daswell ini juga dipakai di industri pertambangan, terutama untuk pengecoran fondasi conveyor batubara, pembangunan jalan dan kantor di lokasi tambang. Dia mencontohkan beberapa customer-nya yang memakai mesin-mesin ini pada perusahaan tambang di Palembang, Sumatera Selatan dan Asahan di Sumatera Utara.

    Keuntungan menggunakan Concrete Pump dan Mobile Batching Plant Daswell, kata Rezaldy, adalah kecepatan dalam menyelesaikan suatu proyek. Kalau proyek cepat selesai, kontraktor bisa dengan cepat beralih ke proyek-proyek berikutnya, sehingga investasi cepat kembali. Menggunakan kedua alat ini, pengecoran dengan kapasitas 10.000 atau 20.000 kubik bisa diselesaikan hanya dalam tempo dua bulan. Jadi, dalam tempo lima bulan, seorang kontraktor bisa mengerjakan dua proyek.

    “Kalau menggunakan mesin konvensional, proyek-proyek dengan volume seperti itu mungkin setahun baru selesai. Jumlah personil, tukang-tukang juga mungkin puluhan orang. Tetapi dengan alat ini, 10 sudah cukup. Operator satu plus pekerja-pekerja untuk merapihkan semen beton sekitar 5 orang. Tukang garuk lima orang. Sudah cukup. Alat-alat ini dapat mengerjakan 100 hingga 200 kubik sehari,” jelas Rezaldi.

    Self-loading Batching Plant Daswell tiba di salah satu lokasi proyek pembetonan.

    Efisiensi kerja dengan menggunakan dua alat ini terjadi karena sekali mengecor bisa mencapai 300 sampai 400 kubik. Artinya, proyek-proyek seperti pengecoran lantai dua atau dak, misalnya, bisa selesai hanya dalam hitungan jam. “Dari pagi ke siang untuk penyiapan pengerjaan, sore hingga malam untuk pengecoran. Bahkan ada yang mengerjakan dari jam 8 malam sampai jam tiga atau empat pagi,” urai Rezaldy sembari menambahkan bahwa pengecoran menggunakan mesin-mesin Daswell harus sampai tuntas agar kualitas betonnya terjaga.

    Baca Juga :  Fuso Luncurkan Dua Tractor Head Varian Baru

    Selain efisien dengan cara kerja yang simple, mesin-mesin beton Daswell tersebut memiliki umur pakai yang panjang. “Selama perawatannya rutin dan benar, alat-alat ini bisa dipakai untuk jangka waktu yang lama,” ujarnya.

    Kedua alat tersebut juga diklaim sangat efisien baik dari segi waktu maupun biaya dalam menyelesaikan sebuah proyek di daerah-daerah terpencil. “Para kontraktor biasanya sudah menghitung, dengan alat ini proyek-proyek bisa selesai dalam waktu cepat. Lalu mereka akan mengerjakan proyek-proyek lainnya lagi entah itu proyek jalan, jembatan, gedung, dermag, irigasi dan sebagainya. Biasanya memang proyek-proyek Pemda dan swasta daerah,” katanya.

    Sementara dari segi investasi, kata Rezaldy, para kontraktor hanya mengeluarkan anggaran besar sebagai investasi saat pembelian awal. Tetapi, bila dihitung dengan nilai proyek, sesungguhnya nilai investasi itu tidak seberapa. Mungkin hanya dengan satu proyek, nilai investasi awal saat pembelian alat ini sudah bisa balik modal atau break even point (BEP).

    “Penyelesaian proyek-proyek pembangunan gedung dua lantai seperti ruko, pekerjaan pembetonannya rampung dalam tempo sekitar dua bulan. Belum termasuk finishing. Begitu pembetonan selesai, unit pindah ke lokasi proyek lain. Jadi, dalam jangka waktu tidak sampai setahun investasi alat ini sudah bisa mencapai BEP. Bahkan saat alat ini baru dibeli, langsung garap proyek, bisa langsung break even point. Kalau mesin dibeli dengan harga Rp 700 juta, kemudian dia mendapat proyek, dan progress 20 persen dibayar. Itu sudah dapat untung. Sudah break even point. Jadi, selebihnya kontraktor itu bisa beli tiga alat lagi dari keuntungan total 100 persen dari nilai proyek,” jelas Rezaldy.

    Daswell Group Indonesia tidak punya target yang terlalu muluk dalam menggarap pasar Indonesia. “Kami menjual produk-produk ini kepada mereka yang membutuhkannya. Daswell ingin membantu kontraktor-kontraktor dalam mengerjakan proyek-proyek mereka di seluruh Indonesia. Apalagi, pembangunan infrastruktur masih sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat kita. Jadi, kalau ada proyek sekolah dan proyek rumah sakit umum daerah yang tidak bisa dikerjakan, pakai alat ini semuanya menjadi mudah, hanya dengan anggaran Rp 500-600 juta,” pungkasnya. @

    Baca Juga :  Lintec & Linnhoff terus fokus pada acara regional untuk meraih pelanggam-pelanggan global pada 2025
    RELATED ARTICLES

    Most Popular

    Recent Comments